Adsense Indonesia

10 Tips Sukses Menjadi Orangtua Tunggal

0

MOTHER & BABY
10 Tips Sukses Menjadi Orangtua Tunggal

Tabloid Ibu & Anak - Menurut Arlene Eisenberg, Murkoff dan Hathaway dalam What to Expect The Toddlers Years, sulit bagi orangtua untuk menduga respons anak jika orangtuanya menjadi orangtua tunggal akibat perceraian. Ada anak yang segera terkena dampaknya saat perceraian terjadi, namun bisa pulih dalam 2-3 tahun. Ada pula yang pada awalnya tampak baik-baik saja, tapi lalu menunjukkan dampak negatif beberapa tahun kemudian. Ada anak yang mendapat masalah dan terus menetap sampai dewasa, ada pula yang bisa melewati masa-masa berat tersebut dan hidup normal saat dewasa.

Menurut berbagai penelitian, anak laki-laki lebih banyak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri setelah perceraian orangtuanya, dibanding anak perempuan. Mereka menunjukkan perilaku dan temperamen yang sulit pada masa anak-anak dan remaja. Jika si anak laki-laki ini ikut ibunya, ketiadaan figur ayah akan susah diterima anak. Anak laki-laki yang jarang ketemu ayahnya saat anak-anak dan tidak punya orang yang bisa menggantikan figur sang ayah, akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi.

Agar anak bisa menghadapi masa-masa sulit ini, orangtua yang memegang hak asuh anak mesti memberi banyak perhatian, dengan tetap menerapkan disiplin secara konsisten. Banyak dari anak-anak ini yang kemudian setelah dewasa menjadi orang yang normal dan sukses serta memiliki hubungan kuat dengan salah satu orangtua -- biasanya orangtua yang mengasuhnya.

Mengasuh anak seorang diri memang tidak mudah. Orangtua tunggal mesti memberikan waktu dan upaya ekstra untuk menggantikan ketiadaan satu orangtua lainnya di rumah. Namun orangtua tunggal tetap dapat membesarkan anak dengan bahagia dan hidup normal secara sosial. Sepuluh tips berikut bisa membantu:


Jangan menjadi orangtua tunggal super
Sebab tak ada orangtua yang bisa melakukan segalanya dan bisa menjadi orangtua sempurna. Bahkan dua orangtua yang lengkap sekali pun. Keinginan menjadi orangtua super malah bisa membuat si orangtua tunggal merasa tertekan


Terimalah bantuan orang lain
Jangan merasa sungkan minta bantuan orangtua, saudara, atau tetangga, atau orang lain yang bisa dipercaya untuk membantu mengasuh si kecil. Tetangga misalnya, penting jika kita mengalami keadaan darurat. Misalnya anak sakit dan kita mesti mencari obat, membawa anak ke dokter, atau meminta tolong menjemput anak saat kita benar-benar tak sempat.


Tetap merawat diri
Selain semangat hidup, orangtua tunggal mesti selalu menjaga kesehatan. Menerapkan pola hidup yang baik -- makan makanan bergizi, olahraga sekurangnya tiga kali seminggu, dan cukup tidur -- akan meringankan beban orangtua dalam mengasuh anak.


Rileks saja
Rilekskan diri secara teratur. Misalnya, tetap melakukan aktivitas sosial yang menyenangkan -- nonton, jalan-jalan bersama teman, pelesiran -- akan mengurangi perasaan tertekan. Kegiatan rileks ini juga akan mengefektifkan kembali peran ibu sebagai orangtua. Jaga juga selera humor Anda. Tak setiap waktu dalam kehidupan harus dihadapi dengan serius.


Berikan banyak cinta pada anak
Anak dari orangtua tunggal yang mendapat cukup perhatian, dihargai, didengarkan, punya kesempatan yang lebih baik untuk dapat tumbuh dengan bahagia dan kelak punya kehidupan sosial yang normal, daripada anak yang punya dua orangtua tapi miskin cinta kasih.


Luangkan waktu
Bagaimanapun, orangtua perlu meluangkan sedikit waktu setiap hari agar dapat melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama anak, bahkan jika hal itu mungkin menunda aktivitas lainnya.


Tetap terapkan disiplin
Disiplin tetap perlu diterapkan, seperti pada anak yang punya dua orangtua. Jangan biarkan rasa bersalah -- karena perceraian -- membuat orangtua bersikap permisif pada semua tingkah laku anak. Anak tetap perlu hanya menonton teve di jam yang sudah ditetapkan, tetap tidak boleh sembarangan makan jajanan, dan tetap mesti tidur di waktu yang sudah ditentukan. Tapi, orangtua juga jangan menjadi overprotektif.


Jangan bergantung pada anak
Jangan membebani anak dengan kekhawatiran-kekhawatiran tentang masa depan Anda dan anak. Ia tetap berhak menjadi anak-anak dan menikmati masa kanak-kanaknya, bebas dari tanggung jawab dan masalah yang dihadapi orangtuanya. Jika Anda merasa punya masalah, temukan dan bicarakan dengan orang yang Anda percayai dan andalkan.


Mendapatkan model dari lawan jenis
Carilah sedikitnya satu atau dua teman dari jenis kelamin yang berbeda dari Anda, yang mau meluangkan waktu untuk si kecil.


Bersiap hadapi pertanyaan anak
Saat anak telah mulai besar, ia pasti akan bertanya tentang ketiadaan ayah (atau ibu). Bila si anak tak bertanya, kemungkinan malah ia merasa takut untuk menanyakannya. Jadi, tak ada salahnya Anda sendiri yang menjelaskan. Bersikaplah sejujur mungkin, dan berikan penjelasan yang dapat dimengerti anak. Jelaskan, bahwa tidak semua keluarga harus terdiri dari ayah-ibu. b TG

Sumber: Tabloid Ibu & Anak


0 comments:

Posting Komentar

Bila tak pegal di tangan
silahkan tulis sebuah komentar!
Yang Bisa Membuat Blog ini Lebih Bagus Ya :)
harap maklum masih newbie

Dan jika ada yang mau memaki-maki saya harap dengan sopan dan santun?