Adsense Indonesia

Asma Bayi Sering Tak Terdeteksi

0

Asma Bayi Sering Tak Terdeteksi
MOTHER & BABY

Tingkat kematian bayi dan anak akibat asma lebih tinggi dibanding pada orang dewasa. Sebagian besar penyebabnya karena diagnosis dan penanganan yang kurang tepat.

Asma bukan hanya diidap orang dewasa. Malah, kini angka kematian bayi dan anak-anak akibat asma lebih tinggi dibanding pada orang dewasa. Sayangnya, sekitar 50% anak penderita asma tidak terdiagnosis atau tidak ditangani secara efektif. Sebabnya, orangtua seringkali tak menyadari kalau anaknya dalam risiko. Bisa juga, karena mengasumsikan bahwa gejala ringan atau yang sesekali saja tidak perlu ditangani dengan serius. Padahal studi-studi menunjukkan, deteksi dan penanganan awal adalah cara terbaik mengontrol gejala asma dan mencegah kerusakan paru-paru di masa datang.

Orangtua kadang tak menyadari anak mereka secara genetik berisiko mengidap asma. Padahal jika salah satu pasangan mengidap alergi atau asma, si kecil akan lebih mungkin mengidap asma. Sekitar 80% anak pengidap asma juga mengalami alergi.

Banyak faktor terlibat dalam terjadinya kematian akibat asma. Namun sekitar 77-90% kasus sebenarnya bisa dicegah. Dalam buku Mengenal, Mencegah dan Mengatasi Asma pada Anak Plus Panduan Senam Asma, Dr. Angela C.M. Nusatya Abidin, MARS., dan Elizabeth Ekarini, SMIP. menjelaskan, faktor-faktor utama penyebab kematian karena asma adalah ketidaktepatan diagnosis, tidak tepatnya penilaian parahnya asma oleh penderita maupun dokter yang merawat, serta pengobatan yang kurang memadai.

Sensitivitas Berlebihan
Asma sudah dikenal berabad-abad lamanya, namun hingga kini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling besar. Penyakit akibat sensitivitas berlebihan saluran pernapasan ini, terjadi jika saluran napas untuk masuk dan keluarnya udara dari paru-paru secara berulang menyempit. Akibatnya terjadi batuk, mengi (napas berbunyi), dan napas pendek.

"Penyempitan ini bisa sementara dan pulih kembali. Namun dalam serangan yang parah, asma bisa berakibat fatal," papar Bambang Supriyatno, Sp.A. dari Sub-Bagian Pulmonologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM. Asma bisa terjadi pada pria maupun wanita dari segala usia, etnis, maupun tingkat sosial ekonomi. Pada anak, umumnya asma terjadi jika dalam keluarga tersebut memiliki riwayat alergi.

Normalnya, apabila kita menghirup udara, udara akan mengalir ke paru-paru melalui rangkaian saluran udara. Udara akan melewati bronki (cabang-cabang bronkus dalam paru-paru), lalu bercabang-cabang lagi menjadi kecil dan lebih kecil lagi yang disebut bronkiol dan berakhir pada kantung-kantung udara kecil berbentuk seperti buah anggur (alveoli), yang dikelilingi pembuluh-pembuluh darah yang menyerap oksigen yang kita hirup dan melepaskan karbondioksida.

Pada penderita asma, serangan asma terjadi akibat adanya partikel halus atau zat-zat iritan yang masuk ke saluran napas dan menempel di dinding saluran napas. Karena tubuh mendeteksi iritan itu sebagai benda asing, sistem kekebalan mengirimkan sel khusus - disebut sel mast - ke lokasi iritasi. Sel mast ini melepaskan histamin, senyawa kimia yang menyebabkan pembengkakan di lapisan lendir dinding dalam bronki dan bronkiol.

Histamin juga menyebabkan bronkospasm, pengerutan berulang-ulang otot luar saluran napas, membuat bronki dan bronkiol lebih menyempit lagi. Di samping itu, sel-sel yang melumasi saluran napas dengan lendir pun bereaksi berlebihan terhadap pembengkakan dengan mengeluarkan banyak lendir. Akibatnya saluran napas tersumbat, mengakibatkan mengi dan batuk-batuk.

"Ketiga proses itu mengganggu keluar-masuknya udara, sehingga bernapas jadi sulit," ungkap Bambang yang juga praktek di Klinik Anakku Cinere, Jakarta Selatan. "Udara seperti terperangkap dalam paru-paru sehingga penderita megap-megap untuk memperoleh udara segar. Pada serangan yang berat, tubuh penderita menjadi biru, karena sel-sel tubuh kekurangan oksigen. Jika tak ditolong, penderita bisa meninggal."

Antara Asma dan Mengi
Sebagian besar bayi di bawah 1 tahun pernah mengalami mengi (napas berbungi ngik, ngik), yang sebenarnya bukan asma. Walau mengi belum bisa dipastikan akan jadi asma di kemudian hari, namun penelitian terbaru menemukan, bayi penderita mengi sebenarnya berasal dari orangtua yang juga menderita asma. Karena itu, dalam perkembangannya, mengi pada bayi juga bisa dikatakan asma.

Mengi sebenarnya bukan asma murni. Sebab obat-obatan anti-asma sekalipun tidak bisa menghilangkan mengi dengan segera. Bunyi mengi bisa terjadi berulang-ulang selama beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Bahkan ada juga bayi yang mengalami mengi secara terus-menerus. Namun mengi pun bisa menghilang dengan sendirinya.

Nah, apabila bayi Anda menderita mengi, jangan panik. Kenali tanda-tanda apakah mengi itu akan menjadi asma di kemudian hari, dengan meneliti riwayat asma atau alergi lainnya (misalnya pilek terus-menerus, eksim pada keluarga). Ceklah apakah setelah diberi obat anti-asma, menginya menghilang dengan cepat. Cek juga apakah ada eksim yang letaknya di pipi, sendi, siku, dan sendi lutut bagian belakang. Jika jawabnya 'ya', kemungkinan besar si kecil mengidap asma.

Saat si kecil mengi, orangtua bisa memberi pertolongan pertama dengan memberikan minum yang banyak, makan, dan oksigen bila perlu. Sebab walaupun bayi menderita mengi, ia masih bisa tampak sehat, tidak merasakan napasnya sesak, dan gemuk seperti bayi-bayi sehat lainnya.

Mendiagnosis Asma
Banyak kasus kematian bayi dan anak asma karena tidak terdiagnosisnya penyakit dan pengobatan yang tidak tepat. Seperti juga penyakit lainnya, untuk mendiagnosis asma perlu wawancara yang tepat, pemeriksaan fisik, uji fungsi paru dan evaluasi keadaan alergi.

Biasanya gejala-gejala yang muncul bila anak menderita asma antara lain: seringnya muncul mengi, kesulitan bernafas, sesak, batuk, dan banyak mengeluarkan lendir. Tapi gejala-gejala ini tetap harus dipastikan dengan beberapa uji dulu. Bila si kecil mengalami mengi saja, bukan berarti ia juga asma. Menurut fakta, sekitar 50% anak pengidap asma tidak mengi. Jadi untuk mendeteksi asma, menurut Ted Kliner, M.D., profesor pediatrik di University of Texas Health Science Center di San Antonio, AS, "Yang lebih tepat adalah batuk, khususnya batuk yang terjadi pada malam atau dini hari." Jika si kecil mengeluh dadanya terasa sesak, atau merasakan kelelahan berlebih sehabis berolah raga, ada kemungkinan ia mengidap asma.

Yang terpenting dalam mendeteksi asma adalah adanya serangan yang berulang yang dipicu oleh faktor luar seperti alergen, iritan, latihan, atau infeksi virus. Serangan yang timbul pada malam hari atau pagi buta juga merupakan ciri penyakit asma. Mengi berulang dan/atau batuk yang menetap merupakan titik awal untuk mendiagnosis penyakit asma.

Bisakah Dicegah?
Tak ada yang dapat dilakukan agar bisa secara total mencegah bayi kena asma, jika penyebabnya gen. Dan orangtua memang tidak akan tahu apakah si kecil asma atau tidak sampai bayi menunjukkan gejala mengi dan batuk yang konsisten. Bahkan jika si bayi mengi parah, belum mungkin pada saat itu untuk menyatakan bahwa ia mengidap asma, sampai mengi itu menjadi kondisi kronis. Sebab pilek dan infeksi saluran napas lainnya cenderung menyebabkan bayi mengi karena saluran napasnya masih kecil.

Tapi, jika si bayi juga sering batu dan tampak mengalami alergi -termasuk alergi makanan- dan jika kedua orangtua mengidap alergi dan asma, bayi berkemungkinan kuat mengidap asma juga. Namun orangtua bisa menunda munculnya tanda-tanda asma menjadi sampai bayi menjadi lebih besar, sampai paru-parunya besar dan kuat, dengan cara membatasi keterpaparan anak terhadap kutu debu, dengan membungkus kasurnya dengan plastik tak tembus. Buang karpet, jauhkan mainan dari kamarnya, gunakan korden plastik dan bukan korden kain yang tebal. Cuci perlengkapan tidurnya seminggu sekali dalam air panas.

Jauhkan anak dari asap rokok. Asap rokok belum dipandang alergen, namun bisa mengiritasi paru-paru. Hindari menggunakan perapian, anglo, atau kompor minyak, sebab asapnya bisa mengiritasi sistem pernapasan. Jika anak alergi bulu binatang, tempatkan binatang peliharaan di luar rumah atau sejauh mungkin. Batasi juga keterpaparan terhadap virus dengan mempraktekkan pola hidup sehat. Selain itu, tunda pemberian makanan yang paling mungkin menyebabkan alergi, seperti telur, kacang-kacangan, kerang, dan susu sapi.

Jenis-jenis Asma
Asma pada anak sering timbul pada usia di bawah 4 tahun. Namun masalah pengobatan timbul justru pada masa sesudah usia ini. Serangan asma pada masa usia 4-10 tahun dapat berupa asma ringan atau berat, dan frekuensinya pun ada yang jarang tapi juga ada yang sering. "Sebagian bisa kena serangan harian, yang lain bisa bulanan atau tahunan tanpa mengalami serangan," jelas Bambang. Pembagian jenis asma pada anak:


Asma episode jarang
Ini termasuk asma berat yang datangnya jarang. Gejalanya biasanya keluhan pilek, batuk, dilanjutkan sesak nafas. Saat terjadi serangan, otot-otot leher terlihat kaku dan biasanya lebih banyak terjadi pada malam hari. Juga ditambah mengi beberapa jam selama beberapa hari atau batuk-batuk yang berlangsung kurang dari 10-14 hari.

Asma episode sering
Asma ini sebagian besar terjadi pada usia 3 tahun, dan bisa berlangsung hingga usia 8-10 tahun. Pada usia 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa serangan infeksi yang jelas, frekuensinya 3-4 kali dalam setahun. Lamanya serangan berlangsung hingga beberapa jam. Serangan ini bisa hilang dengan atau tanpa obat.

Asma kronik atau persisten
Timbul hampir setiap hari. Bisa dibilang penderitanya tak akan terbebas dari serangan ini. Serangannya bervariasi, dari yang ringan hingga berat, terjadi pada malam hari. Pada asma berat, aktivitas penderita akan selalu terganggu, sehingga butuh pengobatan terus-menerus.

Pemicu Serangan Asma

Infeksi parah dari respiratory syncytial virus (RSV), yakni virus yang sering menyerang saluran napas

Pilek dan infeksi saluran pernapasan

Makanan tertentu, khususnya telur, kerang-kerangan, susu sapi, kacang-kacangan

Alergen dari lingkungan. Ini tak berperan banyak sampai si kecil di atas 1 tahun. Sebabnya, perlu waktu 6 bulan terpapar alergen ini sebelum bayi menjadi sensitif. Jadi jika bayi tinggal bersama kucing, ia tak akan mengalami gejala alergi atau asma sampai sekurangnya berusia 6 bulan, atau mungkin lebih besar lagi.

Serbuk sari. Alergi musiman ini tak akan muncul sampai si anak berusia 4-5 tahun. Sebab pada usia inilah anak baru menghabiskan waktunya di luar dan bisa terpapar serbuk sari selama 6 bulan.

Olahraga. Ini bukan problem untuk bayi, tapi dapat menyerang ketika anak mulai berlari-lari saat usia batita.

Mitos-mitos Asma
Mitos: Asma akan menghilang dengan sendirinya ketika anak sudah besar
Fakta: Sekitar 50% anak pengidap asma akan berhenti mengalami gejala-gejala asma ketika beranjak remaja. Namun penyebabnya masih ada. Sebagian besar anak akan menunjukkan gejala-gejala asma lagi saat dewasa.

Mitos: Asma sembuh jika penderita pindah ke iklim yang lebih kering
Fakta: Tak ada daerah aman untuk penderita asma. Tingkat kutu debu lebih tinggi di iklim yang lembab dan serbuk sari lebih banyak terdapat di area lainnya. Anak umumnya juga mengalami sensitivitas terhadap pemicu asma yang baru ketika ia pindah. Sebabnya, si anak tetap membawa gen asma-nya kemanapun ia pindah.

Mitos: Jika gejala asma hanya muncul saat berolahraga, itu bukan asma
Fakta: Asma yang timbul akibat olahraga merupakan bentuk penyakit asma yang mempengaruhi anak hanya ketika mereka lari, memanjat, atau berolahraga berat. Untungnya ini dapat ditangani dengan mudah dengan obat-obatan asma.
Sumber: Tabloid Ibu & Anak

Read more

ASI, Sehat dan Hemat

0

ASI, Sehat dan Hemat
MOTHER & BABY
Senior, 111/24

Sebagian perempuan menganggap, memberikan ASI akan mengganggu karirnya karena butuh waktu khusus. Ada lagi yang menilai bahwa memberi ASI akan mengganggu keindahan tubuhnya, terutama payudara. Yang lain lagi mengatakan tidak memberikan ASI pad bayi merupakan gaya hidup orang modern yang tidak mau repot. " Bukankah sudah ada susu kaleng?" begitu alasannya.

Ada juga yang bilang, si bayi tidak mau menyusui, atau air susunya tidak bisa keluar, payudaranya sakit bila menyusui dan lain-lain alas an yang jika ditelusuri merupakan peristiwa sebab akibat yang bersifat psikologis.

Berdasarkan penelitian, diperkirakan setiap hari sekitar 4.000 bayi meninggal akibat tidak diberi ASI. Mereka meninggal karena kekurangan gizi atau penyakit yang sebetulnya tidak peru terjadi jika mendapat ASI. Karena begitu banyak kandungan gizi dan zat penangkal penyakit yang terdapat dalam ASI.

Salah satu penyebab semakin berkurangnya perempuan memberikan ASI kepada bayinya, adalah promosi yang luar biasa susu formula. Bahkan promosi yang dilancarkan oleh 16 produsen makanan bayi menurut laporan International Baby Food Action Network (IBFAN), telah melanggar kode etik internasional pemasaran pengganti ASI.

Berdasarkan laporan IBFAN, beberap perusahaan telah membentuk klub bayi untuk mengontak secara langsung ibu dengan tujuan untuk mendistribusikan materi promosi. Contoh gratis dan iming-iming menarik.Tenaga pemasaran dari perusahaan-perusahaan tersebut, bertindak sebagai penasihat mengenai makanan bayi. Para itu, sejak ditempat melahirkan sampai di rumah, terus dihubungi oleh tenaga-tenaga pemasaran yang sangat agresif.

Akibat gaya hidup para ibu dan gencarnya promosi dari produsen makanan bayi kaliber Internasional itu, membuat harapan para pakar organisai kesehatan agar bayi mendapat ASI eksklusif semakin tipis. Yaitu bayi hanya memberikan ASI tanpa makanan campuran sampai berusia 4-6 bulan, dan terus memberi ASI sampai bayi berusia 2 tahun.

Sebetulnya penggunaan ASI selain menyehatkan ibu dan bayi juga menghemat. Menurut penelitian WABA (World for Alliance for Breastfeeding Action), keluarga yang tidak menyusui bayinya, 70 5 dari pendapatannya digunakan untuk membeli susu formula. Pemberian ASI eksklusif selam 6 bulan di keluarga-keluarga Amerika Serikat menghemat 400-800 dolar AS.
Sumber: Senior

Read more

ASI Cegah Kematian Bayi Akibat Infeksi Usus

0

ASI Cegah Kematian Bayi Akibat Infeksi Usus
MOTHER & BABY

GATRA.com - Bayi yang mengkonsumsi air susu ibu (ASI) sedini mungkin akan terhindar dari gangguan pencernaan, bahkan terhindar dari kematian akibat penyakit infeksi usus, kata seorang dokter spesialis kandungan.

Menurut dr Aswin W. Sastrowardoyo,Sp.OG di Samarinda, Kamis, ASI mengandung kuman khusus, yaitu lactobacillus bifidus yang bersifat tidak berbahaya bagi bayi dan tumbuh cepat dalam usus bayi yang mengkonsumsi air susu ibu.

"Kuman tersebut menyebabkan perubahan dalam usus sehingga kuman lain, misalnya kuman E. coli yang dapat menyebabkan penyakit diare, tidak bisa berkembang dalam usus bayi," katanya.

Ia menyebutkan, colostrum atau air susu ibu yang baru pertama ke luar, yang berbentuk cairan agak kental dan berwarna kekuningan, mengandung zat antibodi terhadap berbagai penyakit, di antaranya penyakit pencernaan, batuk rejan, radang paru dan radang otak.

Menurut Aswin, ASI juga mengandung zat penting lainnya, yaitu zat komplemen yang berguna untuk merusak bakteri sehingga mudah dimakan sel darah putih dan juga berfungsi sebagai penawar alergi.

"Selain itu, ASI juga mengandung zat lisosim yang dapat memecahkan dinding bakteri, dan jumlahnya di dalam ASI sekitar 300 kali lebih banyak dibanding susu sapi," katanya.

Oleh sebab itu, Aswin menyarankan, ibu yang sehat seharusnya menyusui bayinya langsung dengan ASI, karena selain mengandung berbagai macam zat antibodi, air susu ibu juga mengandung protein tinggi dan mineral yang berguna untuk mengatur gerakan usus agar normal.

Ia mengatakan, menyusui bayi sesegera mungkin setelah bayi lahir, juga memberikan keuntungan bagi sang ibu, yaitu rahim sang ibu cepat mengecil sehingga pendarahan setelah melahirkan akan berkurang.

"Saat bayi mengisap puting susu ibu, kelenjar hipofisa yang terdapat di bawah otak akan terangsang untuk memproduksi hormon oksitosin, yang berfungsi untuk membantu pengeluaran ASI, selain memberi rasa tenang pada ibu dan mengecilkan rahim," kata Aswin.

Teknik menyusui
Sementara itu, dr Josef Budi S,Sp.A di tempat terpisah mengatakan, meskipun menyusui itu mudah, namun ibu-ibu yang memiliki bayi tetap harus memahami teknik menyusui bayi yang baik dan benar.

Ia menyebutkan, posisi bayi yang benar saat menyusu adalah bayi ditidurkan terlentangg dalam pelukan ibu hingga telinganya sejajar dengan lengannya dan memasukkan seluruh puting susu ke dalam mulut bayi, sehingga gusinya akan menekan area berwarna hitam di bawah puting susu.

"Bagian yang berwarna hitam di bawah puting susu tersebut merupakan gudang ASI, sehingga bayi akan memperoleh air susu yang sesuai dengan kebutuhan apabila menekan dan mengisap puting susu sang ibu," katanya.

Sedangkan untuk menghindari bayi tersedak karena kapasitas air susu yang dihasilkan ibu cukup banyak, kata Josef, maka sang ibu sebaiknya mengubah posisi menyusui yaitu dengan tidur terlentang dan menyusui bayinya dengan meletakkan tubuh bayi di atas tubuhnya.

"Kadang sang ibu merasa tegang saat menyusui atau puting susu tidak masuk sepenuhnya ke dalam mulut bayi, sehingga bayi menekan puting dengan gusinya dan mengakibatkan lecet bahkan luka," katanya.

Ia mengatakan, ibu dapat mengobati luka pada puting susunya dengan mengolesi luka tersebut dengan mengunakan air susunya sendiri, baru kemudian dianginkan, sedangkan pada ibu yang tegang saat menyusui, sebaiknya memeras puting susunya terlebih dahulu, baru kemudian disusukan pada bayi.

Menurut Josep, puting susu yang terluka juga dapat diolesi salep gentien violet atau borax gliserin yang dijamin aman, karena selain berfungsi menyembuhkan luka sang ibu, salep tersebut juga berfungsi sebagai obat sariawan bagi bayi.
Sumber: Gatra

Read more

ASI, 20 Kali Lebih Hebat

0

ASI, 20 Kali Lebih Hebat
MOTHER & BABY

Makanan bergizi yang paling baik untuk bayi adalah ASI (Air Susu Ibu). Pemberian ASI secara eksklusif dan optimal akan membuat bayi tumbuh sehat, kuat, dan cerdas. Bagaimana tidak? ASI mengandung 200 zat gizi dan memberikan kekebalan buat bayi hingga 20 kali lipat.

Carolina bekerja di suatu perusahaan swasta di Jakarta. Tahun lalu ia melahirkan bayi kembar. Ia bersyukur karena produksi ASI-nya begitu lancar, sehingga bisa menyusui bayi-bayi itu selama enam bulan pertama tanpa tambahan susu kaleng atau makanan padat sama sekali.

Ketika masa cutinya habis ia selalu-memeras air susunya dan menyimpannya di kulkas. Dengan demikian, kedua bayinya bisa tetap mengasup ASI dengan baik. Tentu saja suami dan orangtuanya sangat mendukung langkah tersebut. Berkat ASI, Roy dan Joy, anak-anak Carolina, tumbuh sehat, kuat, dan kebal dari sakit. Ketika ada anggota keluarga itu yang terserang flu, mereka tidak tertular. Kemudian
pada saat mereka mulai mengasup makanan tambahan, tidak ada masalah yang berkaitan dengan pencernaannya. "Meski mereka sudah mendapat
makanan tambahan, saya tetap memberikan ASI sampai si kembar berusia satu tahun. Saya ingin membuktikan bahwa untuk menciptakan anak sehat tidak harus pakai biaya mahal," ungkap Carolina mantap.

Berisi 200 Zat
menurut Dr. Utami Roesli, Sp.A. MBA IBCLC, spesialis anak di RS St. Carolus Jakarta, di dalam ASI terkandung lebih dari 200 unsur zat yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhon bayi. Zat-zat itu antara lain putih telur, lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, hormon pertumbuhan, berbagai enzim, zat kekebalan, dan lainlain.

Sayang sekali masih banyak orang yang tidak paham betul bahwa ASI memiliki nilai yang tiada tandingannya dibandingkan dengan susu formula atau makanan tambahan lain. Kenyataan ini mesti disosialisasikan
secara lebih gencar dan terus-menerus.

Kelebihan ASI pertama-tama terletak pada kekhususannya. Susu kuda sangat cocok untuk bayi kuda, susu jerapah bagi bayi jerapah. Bayi manusia juga akan jauh lebih baik jika diberi susu yang paling cocok, yakni ASI, bukan susu hewan.

Karena itu, ASI sering kita kenal dengan sebutan ASI eksklusif (exclusive breast feeding). Selain khusus karena berasal
dari spesies yang sama, yakni manusia, kandungan ASI bisa menyesuaikan kebutuhan bayi dengan perkembangan usianya.

ASI yang keluar saat kelahiran sampai hari ke-4 atau ke-7 disebut kolostrum. ASI yang keluar di hari ke-7 sampai ke10 atau ke-14 setelah kelahiran disebut ASI transisi. ASI yang keluar sesudah hari ke-14 kelahiran disebut ASI matang.
Komposisi gizi ketiga jenis ASI tersebut masirig-masing berbeda.

"Bahkan terdapat perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit," tutur Ketua Pemasyarakatan Pemberian AS Eksklusif RS St. Carolus Jakarta ini. Misalnya saja kandungan lemak pada ASI saat bayi berumur 3-5 hari adalah 1,85 g/dl. Pada saat usia bayi 15-18 hari, kandungan lemak itu menjadi 3,06 g/dl.

30 Menit Setelah Lahir
Pada hari pertama setelah melahirkan, kandungan gizi AS sangat tinggi. Dr. Utami pun selalu menganjurkan agar selambatnya 30 menit atau setengah jam setelah lahir, bayi harus segera disusui ibunya. Pada saat itu susu ibu menghasilkan kolostrum, susu jolong, atau susu awal yang warnanya kekuningan dan encer.

Kolostrum ini kaya zat gizi dan antibodi yang berfungsi untuk melindungi bayi dari infeksi. Kolostrum akan muncul lagi 30 jam kemudian. Itu artinya kalau bayi tidak segera mendapat kolostrum pertama, dia kehilangan zat bergizi' tinggi dari ibunya.

Walaupun bayi masih punya kesempatan untuk mendapatkannya, produksi kolostrum selanjutnya hanya 30 mililiter sehari. Itu artinya, kolostrum diproduksi hanya satu mililiter dalam satu jam.

Tentu saja ini sangat kurang. Padahal, kolostrum mengandung
protein, mineral, serta vitamin A, E, dan B 12. Bahkan kolostrum mengandung lebih sedikit lemak dan gula dibandingkan dengan ASI yang diproduksi pada hari-hari berikut berperan membersihkan air empedu dan mucus (meconium) pada saluran pencernaan bayi. Iru sangat penting karena pada masa sesudah kelahiran, bayi sangat rentan terhadap infeksi dan lingkungan yang sangat baru baginya. Kolostrum juga akan menghilangkan rasa lapar pada bayi baru lahir tanpa harus disertai asupan gula atau susu formula.

Menurut Dr. Utami, ASI yang keluar pada lima menit pertama dinamakan foremilk. Komposisinya berbeda dengan ASI yang keluar kemudian atau hindmilk. Foremilk lebih encer, mengandung protein tinggi dan karbohidrat rendah.

Sementara hindmilk mengandung karbohidrat tinggi, protein rendah, dan kandungan ngan lemaknya 4-5 kali lebih banyak dibandingkan dengan foremilk. Hindmilk inilah yang mengenyangkan bayi.

Warisan Zat Kebal
Selain mengenyangkan, kolostrum mengandung zat immunoglobulin
atau kekebalan. Jenis protein yang bertugas memerangi infeksi dalam tubuh itu tidak dimiliki oleh susu hewan. Kandungan zat ini dalam kolostrum sekitar 10 hingga 17 kali lebih banyak daripada yang sama.

Efektivitas pemanfaatan ASI akan terasa sekali bila yang menyusui bayi itu adalah ibunya sendiri. Bila dua orang ibu melahirkan dan bayinya tertukar, ASI yang diberikan oleh keduanya tidak akan cocok walaupun tak memiliki efek samping pada bayi.

Enam Bulan Pertama
Mengingat ASI adalah makanan yang paling cocok bagi bayi, WHO menganjurkan agar selama usia 0 sampai enam bulan bayi hanya diberi ASI sebagai menu utama dan satu-satunya. Anjuran ini sangat beralasan karena selain setipe dan memiliki zat kekebalan, kandungan ASI juga bisa mencerdaskan bayi.

Di dalam ASI terdapat taurine yang sangat penting dalam proses pembentukan sel-sel otak, sel-sel saraf, dan retina. Taurine adalah asam amino yang digunakan untuk membantu penyerapan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Taurine juga membantu mengatur detakan jantung, menstabilkan-membran sel, dan memelihara kelangsungan sel-sel otak.

Selain itu; taurine juga mengandung lemak rantai panjang. Lemak inilah cikal bakal pembentuk Arachidonic Acid (ARA) atau asam linoleat (omega-6) dan Docosa Hexaenoic Acid (DHA) atau asam alfalinolenat (omega-3). Kedua bahan ini diketahui amat berguna dalam
perkembangan saraf otak dan indra penglihatan. Dr. Utami menegaskan bahwa DHA dan ARA ini tidak terdapat dalam susu sapi atau susu hewan lain.

Walaupun dalam susu formula (susu sapi yang dibuat dengan tambahan bahan lain) dikatakan dilengkapi DHA dan ARA, penyerapan pencernaan bayi tidak akan optimal, hanya sekitar 20 persen. Padahal, DHA dan ARA yang terdapat dalam ASI bisa diserap oleh pencernaan bayi sebanyak 100 persen dengan bantuan enzim lipase.

Optimalnya penyerapan DHA dan ARA itu membuat perkembangan otak bayi semakin maksimal. Kecerdasannya akan terus meningkat apalagi bila usia 12 bulan ia masih diberi ASI, selain makanan tambahan lain yang bemanfaat.

Sehat Jiwa Raga

Manfaat ASI tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik. Efek pada kesehatan jiwa juga ada. Dr. Utami menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif merupakan bagian dari pendidikan anak. ASI tidak hanya mencerdaskan anak dari segi otak, tetapi juga hati dan spiritualitas.

Walaupun masih perlu penelitian lanjut terhadap kesimpulan itu, uraian sementara ini bisa membantu menjelaskan konsep tersebut. Saat berada dalam kandungan, bayi seolah berada dalam surga yang sungguh menyejukkan dan menenteramkan.

Air ketuban yang silih berganti karena selalu mengalami siklus bagaikan usapan lembut, rahim tempat bayi tidur melindunginya dari bahaya, detak jantung ibu bagaikan senandung merdu yang meninabobokan dia, dan napas ibu seolah ayunan yang menimangnya. Suasana ini benar-benar nyaman dan tiada duanya bagi bayi.

Sewaktu lahir, bayi benar-benar merasa terkejut dengan dunia yang lain sama sekali dengan yang ia rasakan sebelumnya. Banyak hal asing harus dihadapinya. Satu-satunya yang bisa dipercaya adalah sang ibu. Karena itu, menyusui menjadi terapi yang sangat tepat untuk mengembalikan suasana yang dirasakan bayi selama ada dalam kandungan. Dekapan dan elusan lembut sang ibu saat menyusui membuat bayi merasa aman dan tenteram. Ketenteraman itu ikut mendukung pertumbuhan sang bayi dengan lebih baik. "Apalagi bila sang ibu membacakan kata-kata bijak seperti dari kitab suci. Bayi akan semakin bertumbuh sesuai harapan sang ibu, menjadi anak baik dan saleh," tutur Dr. Utami.
® Abdi Susanto

Senior, edisi No. 21/16
Sumber: Senior

Read more

Asap Rokok Perlambat Kerja Otak

0

Asap Rokok Perlambat Kerja Otak
MOTHER & BABY

Tabloid Ibu & Anak - Anak-anak yang terpapar asap rokok bisa jadi akan 'menderita' di dalam kelas. Sebuah studi baru menunjukkan, pada keterpaparan yang rendah terhadap asap rokok saja, dapat menyebabkan penurunan keterampilan mental seperti membaca, berhitung, logika, dan analisa, pada anak-anak maupun remaja.

Penemuan ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Pediatric Academic Societies di Baltimore, AS. Sebegitu jauh, para peneliti menyatakan, penelitian itu merupakan studi terbesar yang pernah dilakukan untuk menyelidiki efek lingkungan keterpaparan asap rokok terhadap kesehatan anak.

Studi itu menemukan, kemampuan akademik anak berhubungan sangat erat dengan keterpaparan terhadap asap rokok dari lingkungan. Makin sering keterpaparan terhadap asap rokok, makin besar pula penurunan dalam keterampilan membaca dan logika anak, bahkan pada keterpaparan yang sangat rendah.

"Kami perkirakan, lebih dari 13 juta anak di AS terpapar asap rokok pada tingkat yang efeknya sama seperti terlihat dalam studi ini," kata Kimberly Yolton, Ph.D., peneliti pada Children's Environmental Health Center di Cincinnati, AS.

Untuk studi itu, keterpaparan anak terhadap asap rokok ditentukan dengan mengukur tingkat cotinine, senyawa penanda keterpaparan asap rokok, pada darah 4.400 orang anak usia 6-16 tahun. Kemampuan berpikir dan akademis anak dites dengan tes kecerdasan yang sudah baku. Ternyata, ketika kadar cotinine dalam darah meningkat, nilai matematika dan membaca anak-anak itu pun jatuh. Pada tes analitis, skor yang dicapai anak-anak itu pun menurun jauh.
Sumber: Tabloid Ibu & Anak

Read more

Asah Kecerdasan Emosi Anak Sejak Dini

0

Asah Kecerdasan Emosi Anak Sejak Dini
MOTHER & BABY

CBN

Keharmonisan hubungan suami-istri sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak. Karena apa yang dilakukan orangtua,merupakan ajang belajar bagi seorang anak. Dalam hal ini, keterbukaan pasangan sangat diperlukan untuk memberi pandangan pada anak bahwa komunikasi adalah penting untuk memecahkan masalah. Lantas sejak usia berapa, anak diajarkan untuk belajar mengolah emosinya?

Seharusnya orangtua mengajarkan anak untuk mengolah emosinya sejak usia dini. Hal-hal kecil, misalnya saat anak marah atau malu atau aktifitas lain yang dilakukan sang anak bisa dijadikan ajang belajar mengendalikan emosi si anak. Pengendalian emosi ini, berkaitan sekali dengan kecerdasan emosi yang dimiliki anak.

Misalnya bagaimana anak bisa mengendalikan emosi yang ada dalam dirinya disaat emosi tersebut muncul Jika seorang anak sudah mengenali emosinya, tanpa dia sadari dia akan bisa menentukan langkah atau keputusan apa yang akan dilakukan ketika dia dihadapkan pada satu masalah, meski dalam lingkup yang sangat kecil.

Kecerdasan lain yang seharusnya ditumbuhkan pada anak adalah bagaimana ia bisa mengolah emosinya dengan mengendalikan perasaanya agar tidak meledak-ledak jika apa yang dia inginkan tidak terealisir. Dengan kata lain, si anak mampu mengendalikan emosi tanpa harus melakukan pemberontakan yang bisa menyusahkan orang lain.

Faktor lain yang berhubungan dengan kecerdasan emosional adalah bagaimana seorang anak mampu memotifasi dirinya untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi dirinya. Karena itu jangan sekali-kali menganggap bahwa anak kecil tidak mengerti akan apa yang dilakukan orangtuanya. Justru seorang anak paling peka terhadap hal-hal seperti itu. Bukankah seorang anak cenderung meniru perilaku orangtuanya.

Agar seorang anak mampu berperilaku seperti apa yang Anda inginkan, sebaiknya sejak dini anak juga harus dikenalkan dengan berbagai macam emosi orang lain. Dengan pemahaman ini seorang anak akan bisa membina hubungan dengan orang lain tanpa mengalami kesulitan.

Yang harus diingat bahwa pendidikan formal saja tidak cukup bagi seorang anak untuk melatih kecerdasannya. Lingkungan keluarga serta pergaulan juga memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup. Karena itu mengajarkan anak untuk mengolah emosi sangatlah penting bagi perkembangan hidupnya kelak. (Ida)
Sumber: CBN

Read more

Kiat Memberi ASI Eksklusif Pasca Cuti

0

Kiat Memberi ASI Eksklusif Pasca Cuti

Masa cuti berakhir. Padahal masa pemberian ASI eksklusif pada bayi belum berakhir. Bisakah ASI Eksklusif dilanjutkan? Mia resah. Bayinya baru berusia 3 bulan, masih dalam masa pemberian ASI Eksklusif sampai buah hatinya berusia 6 bulan, namun masa cuti kerjanya sudah berakhir. "Bagaimana melanjutkan ASI eksklusifnya. Masa sih harus dicampur dengan susu formula. Sayang kan?"

Benar! Alangkah sayangnya dan ruginya jika pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai gagal. Pernahkah melihat bayi macan diberi makan daging? Atau, bayi kambing atau sapi, makan rumput? Sebelum usianya cukup, semua bayi mamalia makan air susu, termasuk bayi manusia.

Usia cukup bagi bayi manusia untuk mendapat makanan lain selain air susu ibu adalah setelah 6 bulan. Dari usia 0 hingga 6 bulan bayi harus mendapat ASI eksklusif, yakni pemberian ASI murni tanpa bayi diberi tambahan lain seperti cairan air putih, teh, madu, buah-buahan, maupun makanan tambahan seperti bubur susu atau bubur saring dsb., sampai usia bayi 6 bulan, menurut hasil penelitian, positif membuat bayi mendapat nutrisi terbaik; meningkat daya tahan tubuhnya, meningkat kecerdasannya, dan meningkat jalinan kasih (bonding) dengan bunda (dan ayah).

Sayangnya, seperti Mia yang bekerja, juga Mia-Mia yang lain, masa cuti melahirkan hanya 3 atau 4 bulan saja. Masih ada ada 2 - 3 bulan lagi untuk memberikan ASI Eksklusif. Itu memang dilema. Bagaimana melanjutkan pemberian ASI eksklusif atau hanya malam hari memberi ASI, siang dengan susu formula?

Beri ASI Perah
Namun, Dr. Utami Roesli SpA, MBA.IBCLC, pakar ASI, meyakinkan bahwa setelah masa cuti berakhir, ibu masih bisa memberikan ASI eksklusif. "Rugi sekali jika ibu hentikan. Sebab, usus bayi usia 3 bulan belum siap mencerna makanan selain air susu ibu. Selain itu. ASI merupakan sumber gizi ideal dengan komposisi seimbang, yang jika diberikan secara eksklusif bayi akan lebih sehat dan lebih cerdas dibanding bayi yang tidak mendapatkannya," tegas Utami.

Untuk buah hati tercinta, seharusnya bekerja di luar rumah bukanlah halangan untuk memberikan yang terbaik untuknya, termasuk memberikan ASI secara eksklusif. "Ibu tetap bisa memberikan ASI perah, yakni ASI yang diperas dari payudara, lalu diberikan pada bayi saat ibu bekerja di kantor," ujar Utami yang juga ketua Lembaga Peningkatan dan Pengembangan (LPP) ASI Rumah Sakit St. Carolus.

ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. Apa tidak basi? Menurut Utami, sampai waktu tertentu dan dengan penyimpanan yang benar, ASI tidak akan basi. Misalnya, ASI tahan disimpan di dalam suhu ruangan sampai 6 jam. Jika disimpan di thermos yang diberi es batu, bisa tahan hingga 24 jam. Bahkan, kalau disimpan di kulkas ketahanannya meningkat hingga 2 minggu dengan suhu kulkas yang bervariasi. Jika disimpan di frezeer yang tidak terpisah dari kulkas, dan sering dibuka, ASI tahan 3-4 bulan. Sedangkan pada freezer dengan pintu terpisah dari kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan, maka ketahanan ASI mencapai 6 bulan.

Memerah ASI bukanlah hal yang sulit, bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar car! Memang membutuhkan waktu, yakni masing-masing payudara 15 menit. ASI ini bisa diberikan untuk bayi keesokan harinya. Tampung ASI tersebut di sebuah wadah, misalnya plastik gula, lalu tandai setiap wadah dengan spidol sesuai waktu pemerahan, misal plastik pertama, kedua, dst. Berikan pada bayi sesuai urutan pemerahan.

Persiapan dan Pemberian
Untuk memberi bayi ASI perahan, jauh-jauh hari sebelum masa cuti berakhir ibu memang harus menyiapkan diri sendiri dan bayi. Apalagi jika si buah hati merupakan anak pertama. Beratnya meninggalkannya memang luar biasa. Apalagisiang hari tak bersamanya dan tak menyusuinya pasti berat. Di kantor, saat payudara membengkak karena produksi ASI tak disusu bayi, ingatan ibu pastilah pada buah hati di rumah.

Mempersiapkan diri sendiri menjadi penting. Pertama, adalah mempersiapkan mental untuk meninggalkan bayi dan memupuk rasa percaya bahwa ia akan baik-baik saja di rumah. Kedua, persiapan dengan mulai belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Ketika bayi tidur dan payudara mulai terasa membengkak, segera perahlah payudara lalu simpan di kulkas. Esok siang, ASI perah tersebut bisa ibu berikan pada bayi.

Sedangkan untuk mempersiapkan bayi, ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perahan dengan sendok, bukan botol susu. "Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak bingung putting. Sampai bayi usia 5 bulan, bisa terjadi bingung putting," tegas Utami. Bingung putting terjadi jika ibu yang biasa memberi Asi lewat payudara, lalu bayi disusui dengan botol, maka ketika akan diberikan lewat payudara lagi bayi kemungkinan menolaknya. Ini lantaran, dot botol lebih lancar mengeluarkan susu dibandingkan lewat payudara.

Persiapkan Mental 'Pengasuh'
Tetap memberi ASI selama ibu bekerja di kantor berarti ibu harus memupuk kerjasama dengan pengasuh. Ini bukan hal mudah. Apalagi jika yang ibu percayai merawatnya adalah orangtua sendiri atau mertua. Kalau mereka tidak punya pemahaman yang sama tentang pemberian dan manfaat ASI eksklusif, ditambah pengalaman mereka dulu mungkin menyusui sambil dicampur susu atau makanan padat, akan sedikit menyulitkan.

"Tapi, jangan menyerah. Pelan-pelan jelaskan sama ibu atau ibu mertua tentang pentingnya ASI eksklusif, dan bahwa usus bayi belum siap mencerna makanan. Begitu juga jelaskan pada pengasuh, kerjasama orangtua dengan pengasuh di rumah ini juga menentukan keberhasilan menyusui secara eksklusif " tegas Utami.

Memang di hari-hari pertama pemberian susu perah dengan sendok, bayi mungkin menolaknya. Ia bahkan bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok. Jadi, tak perlu resah jika harus kembali bekerja, bukan?

Pemberian ASI Perahan

*      Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu).
 
*      Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air panas.

*      Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan
ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.

*      Jangan gunakan oven microwave untuk menghangatkan agar zatzat penting ASI tidak larut/hilang.

*      Berikan dengan sendok.

Simpan ASI Praktis dan Awet

*      Taruh ASI dalam kantung plastik polietilen (misl plastik gula); atau
wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah
melamin, gelas, cangkir keramik. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman
kemasan maupun plastik styrofoam.


*      Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.

*      Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan (+ 2 minggu).

*      Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan), gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+3-6 bulan)

*      Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke refrigerator semalam sebelumnya, esoknya baru cairkan dan hangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke refrigerator.

(Dewi Yamina)
Sumber: Tabloid Ibu & Anak

Read more

Arti Tawa Batita

0

Arti Tawa Batita
MOTHER & BABY

Tabloid Ibu & Anak - Bagi orang dewasa, seulas tawa memiliki jutaan makna. Maklum, orang dewasa kan dunianya tidak polos lagi. Bagaimana dengan batita. Apakah tawanya juga punya arti berbeda-beda?

Ada perubahan kebiasaan Alfito yang dirasakan mamanya agak aneh. Dulu, setiap mamanya berangkat ke kantor, Alfito (3 tahun) akan rewel sekali. Ada saja ulahnya. Tapi sekarang setiap melihat mamanya siap-siap berangkat kerja, reaksi Alfito berbeda. Dia akan duduk di depan teve, lalu tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk-nunjuk gambar yang ditayangkan. Padahal gambarnya jauh dari lucu, lho. Cuma layar teve yang menayangkan jadwal acara hari ini.

Anehnya, Alfito tertawa terbahak-bahak sambil melirik-lirik mamanya yang akan berangkat kerja. Tawanya berhenti murung tatkala mamanya menciumnya dan menghilang di balik pintu.

Batita Belajar Tertawa

Bagi orang dewasa, seperti dituturkan psikolog Kassandra Putranto, S.Psi, kegiatan tertawa mengandung banyak makna lantaran tawanya orang dewasa tidak selalu tulus dan spontan. "Tawa orang dewasa seringkali sudah disertai maksud-maksud tertentu tergantung motif komunikasinya," demikian Kassandra.

Dia menambahkan, pada orang dewasa tawa merupakan reaksi yang lebih kompleks, di mana telah terjadi proses pembelajaran berdasarkan pengalaman, sehingga orang dewasa memahami dalam situasi apa, kapan, dan bagaimana mereka harus tertawa.

Bagaimana dengan batita? Menurut Kassandra, tawa batita bisa dikatakan sebagai respons terhadap situasi tertentu dalam tahap sederhana. Di masa batita, lanjutnya, reaksi yang ditampilkan anak adalah dalam rangka mengungkapkan emosi atau perasaannya terhadap stimulasi (rangsangan) lingkungan. Misal, jika melihat sesuatu yang lucu, batita pun tertawa. Atau jika dia menjilat es krim yang manis, atau melihat ayah-ibunya pulang.

Batita tertawa umumnya karena perasaan senang atau bahagia. "Batita masih berada dalam tahap proses pembelajaran 'tawa'. Saat itu mereka baru mulai belajar memahami situasi-situasi apa yang menimbulkan tawa dan bagaimana tawa yang tepat dilakukan," terang Kassandra.

Nah, dalam proses belajar itu, batita juga menduplikasi sekelilingnya. Dia akan memperhatikan bagaimana orang dewasa tertawa (dari teve, kejadian sehari-hari, dll.) dan meniru cara-cara orang dewasa tertawa sehingga kadang muncul tawa-tawa yang 'tidak biasa' pada batita. "Usia batita memang usia belajar role play atau bermain peran. Pada dasarnya apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan, akan terekam ke dalam memorinya dan mereka akan melakukan pengolahan kembali untuk melakukannya lagi (meniru). Itulah sebabnya orangtua wajib memberikan contoh hal-hal yang baik, termasuk dalam hal tertawa, untuk diduplikasi anak," papar Kassandra.

Menyikapi Tawa-tawa 'Aneh'

Bagamana cara orangtua mengenali tawa batita yang murni atau yang pura-pura? Mudah saja, lihatlah dari ketepatan reaksi dengan stimulasinya. Bila reaksi cocok dengan situasi/rangsangan, berarti normal. Tetapi bila tidak cocok antara stimulasi-reaksi, tawa batita mungkin artifisial. Ada alasan lain yang membuatnya tertawa seperti itu. Orangtua bisa saja menyelidikinya lebih lanjut. Cara terbaik adalah dengan bertanya langsung pada batita apa sebenarnya yang membuatnya tertawa.

Pada kasus Alfito di atas, misalnya. Bisa dipastikan Alfito pura-pura tertawa seolah ada yang lucu di teve, padahal sesungguhnya ia tengah mencari perhatian lantaran sebentar lagi ibunya berangkat bekerja. Bisa juga Alfito sedang 'pura-pura tak peduli' ibunya berangkat bekerja dengan pura-pura menikmati acara teve (tapi reaksi ini langsung berubah 180 derajat begitu si ibu betul-betul pergi).
Oleh karena itu, sebaiknya ibunya meluangkan waktu sejenak sebelum pergi bekerja untuk bertanya pada Alfito mengapa dia tertawa terbahak-bahak padahal tak ada yang lucu di teve. Ini memberi peluang batita mengekspresikan secara jujur perasaannya, misal, sesungguhnya dia sedih sekali ibunya pergi bekerja.

Selain itu menurut Kassandra, orangtua sebaiknya tak bereaksi berlebihan jika memergoki adanya tawa-tawa 'tidak biasa' pada batita. "Mereka cuma sedang belajar. Hal ini sama sekali tak mengganggu perkembangan, bahkan merupakan tugas pembelajaran seorang anak. Batita (juga balita) sedang berada dalam tahap sosialisasi dan pengenalan lingkungan. Jadi untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya, mereka senang bermain, berbicara, bercanda, dan tertawa dengan rangsangan yang mereka temui.

Bahkan mereka mengembangkan imajinasi mereka sendiri, antara lain dengan berpura-pura, teman khayalan (imaginary friend), bermain boneka, bermain perang-perangan, dongeng, dll. Itu yang membuat batita juga sering tertawa sendiri karena di dalam khayalannya mungkin ada sesuatu yang lucu. Tertawa sendiri ini bisa dibilang respons terhadap imajinasinya."

Bila khayalan dan pura-pura ini masih dapat diterima, lanjut Kassandra, orangtua hanya perlu mendukung khayalan batita. Tapi bila khayalan tersebut tak dapat diterima, orangtua perlu memberi koreksi. Misal, jika batita tertawa karena berkhayal sedang membunuh kawannya dengan pedang (seperti di film laga), orangtua perlu meluruskan bahwa membunuh sesama makhluk tidak baik dan bukan sesuatu untuk ditertawakan.

Proses Tertawa pada Manusia

Tawa berawal dari sensasi lucu yang diterima melalui stimulasi visual (penglihatan), audio (pendengaran), maupun sensasi geli yang ditangkap oleh pancaindera.

Sensasi ini diteruskan ke otak melalui saraf sensory motoric, yang diatur oleh susunan saraf otonom, yang berfungsi sebagai pembawa informasi.

Sensasi geli tersebut dipelajari sebagai suatu 'kondisi yang menimbulkan tawa'.

Karena itu, tawa sebenarnya merupakan proses belajar.


Tertawa, dan Batita Pun Sehat

Perilaku senang tertawa ternyata perlu dibudayakan di dalam keluarga. Ini karena efek tertawa baik untuk tubuh. Menurut penelitian, tertawa sangat baik untuk mengendurkan ketegangan saraf otot dan mencapai sikap positif. Bagi kesehatan jiwa, tertawa dapat membuat seorang menjadi lebih ringan menghadapi hidup dan tidak mudah mengalami sakit, seperti maag, stres, dan sakit jiwa. Sedang untuk pergaulan, tertawa membuat seseorang lebih banyak teman, menyenangkan dalam bergaul, membuatnya lebih ramah dan tidak sombong.

Untuk itu orangtua perlu mendidik anak senang tertawa. Terlalu dini jika orangtua mengajarkan batita menahan tawa atau tertawa dengan penuh sopan-santun, karena untuk adab tertawa tersebut batita masih punya waktu cukup panjang untuk belajar dari pengalaman hidupnya kelak. b Esi
Sumber: Tabloid Ibu & Anak

Read more

Apakah Mulut Rahim Lemah Itu ?

0

Apakah Mulut Rahim Lemah Itu ?
MOTHER & BABY

Selama masa kehamilan, banyak proses yang akan berlangsung. Bukan hanya pada janin yang terus tumbuh dan berkembang, tetapi juga pada tubuh si ibu ang hamil. Namun kadangkala tubuh ibu tidak sepenuhnya 'siap' mengantisipasi perubahan yang terjadi selama proses kehamilan berlangsung. Adanya beberapa kelainan pada tubuh ibu hamil, seperti lemahnya otot-otot pada mulut rahim bukan tidak mungkin dapat mengancam kehamilan.

Mulut rahim yang lemah, dalam ilmu kebidanan dikenal sebagai inkompetensia serviks. Ini merupakan istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot mulut rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka di tengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar. Pada kehamilan yang normal, mulut rahim harus selalu tertutup rapat sampai masa kehamilannya berakhir, yakni setelah mencapai 37-38 minggu.

Biasanya, keadaan ini baru akan terjadi pada saat usia kehamilan sudah memasuki trimester kedua atau ketiga. Terbukanya mulut rahim sebelum waktunya ini akan menyebabkan bayi lahir prematur dan juga mengakibatkan keguguran.

Penyebab Kelainan Mulut Rahim dan Gejalanya
Para ahli belum dapat mengetahui secara pasti faktor-faktor yang menyebabkan kelainan pada mulut rahim ini sampai saat ini. Namun ada beberapa kondisi yang terbukti menjadi faktor penunjang terbukanya mulut rahim sebelum waktunya. Wanita yang memiliki mulut rahim lemah biasanya mempunyai sejumlah riwayat kesehatan tertentu. Misalnya saja pernah mengalami trauma pada mulut rahimnya. Trauma ini misalnya karena pernah mengalami operasi pada membuka mulut rahim (dilatasi), misalnya kuretase.

Selain itu, bila seseorang wanita pernah mengalami kesulitan pada waktu proses persalinan sebelumnya sehingga mengakibatkan 'kerusakan' pada rahimnya, atau memiliki kelainan pada rahimnya, pernah hamil kembar, atau memiliki riwayat keluarga dengan kelainan yang sama pada mulut rahimnya, maka kemungkinan besar menderita kelainan pada mulut rahim.

Kemungkinan juga bisa terjadi pada wanita yang pernah megalami keguguran pada trimester ke-2 atau lebih dari 2 kali berturut-turut.

Gejala kelainan mulut rahim
Terbukanya mulut rahim di tengah masa kehamilan umumnya ditandai dengan gejala berupa perdarahan dari vagina, bercak-bercak darah maupun perdarahan cukup banyak. Seringkali, ibu hamil yang mengalami kelainan pada mulut rahimnya juga akan merasakan pada bagian perut bawah, atau adanya beban yang sangat berat terpusat di bagian bawah perut.

Tindakan Medis yang Tepat
Apapun tindakan yang akan dilakukan dokter, tujuannya adalah untuk mempertahankan kehamilan tersebut agar dapat berlangsung hingga mencapai usia 37-38 minggu. Jangan sampai si janin lahir sebelum waktunya. Sebab, paru-paru janin belum cukup matang dalam perkembangannya sehingga tidak akan mampu berfungsi dengan baik untuk menunjang kehidupan bayi setelah lahir. Upaya yang akan dilakukan dokter adalah 'mengikat' mulut rahim agar tertutup kembali sampai masa kehamilan berakhir dan janin siap untuk dilahirkan.

Tindakan ini biasanya dilakukan sebelum kehamilan mencapai usia 20 minggu. Yaitu dengan teknik yang disebut Mac Donald dan Shirodkar. 'Ikatan' ini umumnya akan dibuka setelah kehamilan mencapai 37 minggu, kehamilan cukup bulan sekitar 7 bulan, atau bila ada tanda-tanda melahirkan.
Sumber: ibujaricom

Read more

Apakah Anak Anda Pemalu?

0

Apakah Anak Anda Pemalu?
MOTHER & BABY

Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga memiliki karakter unik masing-masing. Ada yang memiliki sifat bersahabat dan sangat ceria, gampang bergaul dengan teman-teman seumur atau bahkan dengan orang dewasa sekalipun. Tapi tidak sedikit anak yang memiliki sifat pemalu dan sulit bergaul dengan rekan sebayanya.

Sifat pemalu ini bisa disebabkan karena keturunan (misalnya ayah/ibu ada yang memiliki sifat pemalu, maka ada kemungkinan is anak mewarisi sifat tersebut), atau bisa juga karena didikan orang tua. Jangan heran, sifat pemalu ini dapat muncul pada usia dini. Simak beberapa point berikut, bila anak Anda memiliki sifat yang sesuai sebanyak empat atau lebih, mungkin ia adalah anak yang pemalu.

Ia menempel terus pada Anda setiap kali Anda berbicara dengan orang dewasa lain atau saat berkunjung ke rumah kerabat atau teman dekat

Mereka gelisah bila Anda atau orang yang biasanya dekat dengannya tidak berada di dekatnya

Ia jarang berbicara atau menggunakan kalimat-kalimat singkat.

Ia gampang menangis setiap kali dimarahi atau mendapat hukuman

Ia meminta Anda untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya

Ia tidak punya teman atau mengalami kesulitan memulai pembicaraan dengan teman seumurnya, sehingga biasanya mereka bermain dengan yang lebih kecil

Ia takut pada hal-hal yang biasanya tidak ditakuti anak kecil, seperti binatang, serangga, badai, atau ketinggian

Ia sering kali bangun di tengah malam

Sebetulnya punya anak yang memiliki sifat pemalu bukanlah hal yang buruk. Namun sifat ini akan sangat mengganggu bila mulai mengganggu kehidupan sehari-harinya (misalnya sampai tidak mau bertemu orang, dan sebagainya). Untuk mengatasinya, simak tips-tips berikut :

Setiap kali mereka menjauh dari anak-anak seumur, bicaralah dengan halus sambil membujuk supaya mau berteman dengan anak-anak lain.

Bantu mereka menghadapi situasi yang ditakuti, misalkan anak Anda mempunyai ketakutan terhadap anjing, maka tunjukkan bahwa anjing bukanlah binatang yang menakutkan dengan membelai mereka dan meminta ia mengikuti tindakan tersebut.

Jangan paksa mereka untuk berhadapan langsung dengan situasi yang kerap membuatnya resah atau takut.

Beri mereka selamat (misalnya dalam bentuk pelukan atau hadiah lain) bila mampu mengatasi rasa malu. Hal ini sangat penting, sehingga dengan perlakuan demikian maka Anda akan membangkitkan rasa percaya dirinya berhadapan dengan orang lain.

Membantu anak meningkatkan kualitas dirinya, dengan begitu rasa percaya dirinya akan semakin meningkat dan membuatnya berhasil menutupi rasa malunya.

Seandainya semua tidak berhasil, ada baiknya Anda mendatangi dokter atau spesialis anak seandainya merasa bahwa rasa malu tersebut sangat mengganggu perkembangan si anak.

Sumber: Indosiar.com

Read more

Apa Saja Zat Pencerdas Otak?

0

Apa Saja Zat Pencerdas Otak?
Mother

Zat pencerdas otak anak tak cuma AA dan DHA saja, seperti yang banyak diiklankan. Ada zat-zat gizi lain yang perannya malah lebih penting.

Perkembangan mental anak tidak semata bergantung pada gen yang ia miliki. Gizi yang baik selama dalam kandungan serta pada tahun-tahun awal kehidupan, serta stimulasi lingkungan, juga berperan sangat penting.

Selama dalam kandungan, janin mengandalkan asupan gizi dari apa yang dikonsumsi sang ibu, termasuk zat-zat gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak. Setelah lahir, perkembangan otak anak dipengaruhi oleh apa yang orangtua berikan melalui ASI, susu formula, dan makanan lain yang anak konsumsi.

Bahkan sewaktu masih bayi, otak anak menerima dan menyimpan informasi yang ia dapat. Neuron -sel-sel otak- berinteraksi dengan neuron lain untuk menghasilkan jalur komunikasi dan belajar yang rumit. Pembentukan kabel-kabel saraf pada otak bayi ini berlangsung cepat pada tahun-tahun awal. Seberapa banyak jumlah kabel saraf serta jalinan yang terbentuk, akan mempengaruhi sepanjang sisa hidup anak. Karena proses ini menggunakan banyak energi dan zat-zat gizi, pola makan anak yang baik menjadi penting sekali.

Namun, zat gizi pencerdas otak tak hanya asam lemak AA (asam arakhidonat) dan DHA (asam dokosaheksanoat) saja, seperti yang banyak diiklankan. Zat-zat lainnya bahkan punya peran lebih penting dalam mengoptimalkan kerja otak. Yuk, kita cari tahu!

Protein
Fungsi utama protein adalah membentuk jaringan tubuh yang baru dan mengganti jaringan yang rusak. Di masa pembentukan jaringan secara besar-besaran, misalnya saat janin, proteinlah yang membentuk dan membuat tumbuh jaringan tubuh janin, termasuk otak. Protein bisa digunakan sebagai bahan bakar tubuh jika karbohidrat dan lemak jumlahnya tidak mencukupi. Juga, mengatur berbagai proses tubuh dengan cara membuat zat-zat seperti enzim dan hormon.

Bahan makanan hewani lebih baik kandungan proteinnya dibanding bahan makanan nabati, sebab kandungan asam amino esensialnya lebih lengkap. Rata-rata kebutuhan protein saat wanita tidak hamil 45 gram per hari. Namun saat hamil, disarankan 75-100 gram per hari, atau harus ada di setiap waktu makan. Protein tak hanya bermanfaat mencegah tekanan darah tinggi pada ibu hamil, tapi juga memaksimalkan pertumbuhan otak janin.

Zat Besi

Zat besi sangat penting untuk perkembangan fisik dan mental bayi serta balita. Perkembangan fisik yang sangat cepat, dengan berat badan meningkat 3 kali lipat pada 12 bulan pertama, memerlukan jumlah zat besi yang tinggi. Ditambah lagi, pada usia 0-2 tahun, ukuran otak anak berkembang hingga mencapai 80% ukuran otak orang dewasa. Jadi, penting sekali jika kebutuhan zat besi ini terpenuhi. Sebab zat besilah yang membawa oksigen -pembakar zat gula dalam otak- agar bisa menghasilkan energi untuk proses berpikir.

Jika bayi tidak lahir prematur, ditambah menyusu ASI, ia punya cadangan zat besi yang cukup untuk 4-6 bulan. Setelah ini, bayi sebaiknya diberi makanan semi padat yang kaya zat besi. Kekurangan zat besi bisa berdampak panjang dan tidak bisa balik. Banyak penelitian menunjukkan, kekurangan zat besi pada bayi dan balita mengganggu fungsi pemikiran, menurunkan IQ, kurang mampu konsentrasi, dan rendahnya prestasi belajar.

LCPUFA
Banyak fungsi sistem saraf otak, termasuk mood (suasana hati), perilaku, kinerja mental, bahkan IQ, bergantung pada nutrisi yang baik. Karena otak manusia terdiri dari sekurangnya 60% lemak, dan hampir semua sistem saraf dibuat dari long chain polyunsaturated fatty acid (LCPUFA) alias asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang, maka LCPUFA memegang peran yang sangat penting. Menurut berbagai penelitian, anak yang makan makanan kaya LCPUFA pada bulan-bulan awal, punya kapasitas belajar dan intelektual yang lebih besar.

LCPUFA yang termasuk asam lemak esensial (harus dikonsumsi dari makanan) adalah asam linoleat (LA) dan asam alfa-linolenat (ALA). Dalam tubuh, asam linoleat yang masuk kelompok omega-6 ini dirubah menjadi asam arakhidonat (AA). Sedangkan asam alfa-linolenat yang masuk kelompok omega-3 dirubah menjadi asam dokosaheksanoat (DHA) serta asam eikosapentanoat (EPA).

Asam lemak esensial dibutuhkan untuk banyak proses dalam tubuh, termasuk menjaga keutuhan kulit dan lapisan dinding sel, mendukung pertumbuhan tubuh, sistem kekebalan tubuh, serta membuat eikosanoid, yakni senyawa-senyawa seperti hormon. Sedangkan EPA dan DHA merupakan komponen penting dalam sel-sel otak dan retina mata.

LCPUFA ditemukan secara alami dalam ASI, dan sekarang banyak disertakan dalam susu formula atau suplemen makanan anak. Ibu menyusui perlu mengkonsumsi makanan kaya PUFA dalam makanannya, untuk memastikan bayi memperoleh manfaat dari makanan otak ini. Minyak nabati seperti minyak jagung, minyak biji kapas, minyak kedelai, minyak almond, merupakan sumber LA dan ALA. Sedangkan ikan yang berlemak tinggi seperti tuna, salmon, sarden, dan mackerel, serta daging ayam dan kuning telur merupakan sumber EPA dan DHA.

Setelah anak mulai makan makanan padat, sertakan makanan-makanan kaya PUFA ini dalam makanan anak untuk menjamin perkembangan otak yang optimum. Jika makanan ini tidak secara teratur dalam menu harian anak, suplemen minyak ikan bisa membantu. Namun umumnya baru boleh diberikan setelah anak mencapai 6 tahun -yang perkembangan otaknya relatif sudah berhenti- dengan dosis separuh dosis orang dewasa.

Kebutuhan asam lemak esensial adalah 1-2% dari total kalori harian buat orang dewasa dan 3% pada bayi, dengan perbandingan omega-6 dengan omega-3 10:1. Kebutuhan asam linoleat sekitar 1-2% dari total kalori harian (sekitar 1 sendok makan minyak nabati). Untuk asam linolenat sekitar 4 gram per hari (sekitar 1 sendok makan juga) atau 0,1-0,3 gram kombinasi ALA, EPA, dan DHA.

Vitamin dan Mineral
Meskipun tidak ada makanan khusus yang bisa membuat si kecil 'lebih cerdas', pola makan yang menyeluruh dari makanan yang kaya gizi akan membuat otak anak berkembang mencapai potensinya.
Vitamin B penting untuk kewaspadaan mental. Vitamin ini ditemukan sebagian besar dalam sereal biji-bijian utuh, produk susu, dan daging. Antioksidan seperti vitamin A, D, C, dan E juga penting, dan ditemukan dalam makanan seperti kismis, apel, anggur, cherry, aprikot, kacang-kacangan kering, yogurt, dan oatmeal.

Sumber: Tabloid Ibu & Anak

Read more

Apa Saja Yang Harus Disiapkan? guna 'menjemput' si buah hati

0

Apa Saja Yang Harus Disiapkan?
MOTHER & BABY

Waktu si kecil lahir hampir tiba. Badan yang melar sudah terasa pegal-pegal, linu, napas terasa sesak karena 'desakan' si bayi. Tidur pun tak nyenyak, miring ke kiri salah, ke kanan apalagi. Sedikit-sedikit maunya ke kamar kecil. Suhu udara rasanya 'lebih panas' dari biasanya. Padahal suhu tubuh ibulah yang lebih 'panas' karena kecepatan metabolisme rata-rata meningkat 20% pada kehamilan. Oh ya, Anda pun mungkin dirundung rasa cemas, takut muncul masalah saat persalinan tiba, atau terjadi apa-apa pada si kecil dambaan hati.

Bu, Pak, di usia kehamilan tua memang rasa serba nggak enak akan Anda alami. Namun, rasa tak enak dan cemas itu juga berbaur dengan perasaan exciting akan segera melihat buah hati Anda. Nah, daripada memikirkan hal-hal tak enak atau membiarkan diri terlilit kecemasan, lebih bermanfaat untuk mempersiapkan tetek bengek guna 'menjemput' si buah hati. Apa saja yang perlu Anda siapkan? Beberapa hal ini mudah-mudahan berguna untuk Anda, ibu maupun calon ibu baru.

Kenali Kondisi Kehamilan Anda
Kehamilan sudah tua begini, Anda harus tahu bagaimana kondisi kehamilan dan janin. Itu sebabnya, jangan absen dari periksa rutin Bu, Pak. Memasuki bulan kedelapan, kehamilan perlu diperiksa dua kali sebulan. Masuk usia 9 bulan, satu kali seminggu. Pemeriksaan rutin berguna untuk mengetahui hal-hal tak terduga menjelang si bayi dilahirkan.

Misalnya, kemungkinan hipertensi atau pre-eklampsia (keduanya merupakan tekanan darah tinggi yang berhubungan dengan kehamilan), dsb. Hal-hal tersebut bisa muncul di kehamilan tua, bahkan beberapa hari menjelang persalinan tiba.

Selain itu, pastikan kapan Anda akan melahirkan. Dokter memang tak dapat mengatakan dengan tepat waktunya, tetapi umumnya -- jika tidak tepat sekali -- kelahiran bisa berlangsung seminggu lebih cepat atau lebih lambat. Lebih dari satu minggu, segeralah ke rumah sakit dan temui dokter.

Di Mana Akan Melahirkan?
Mungkin Anda sudah cocok dengan dokter kandungan yang memeriksa kehamilan Anda? Jika demikian lebih baik jika Anda bersalin dibantu dokter yang sudah tahu betul kondisi kehamilan Anda. Karena itu, cari tahu rumah sakit/rumah bersalin mana saja tempat praktik sang dokter. Carilah informasi tentang rumah sakit tersebut dari dokter, teman-teman, atau tetangga. Informasi serta rekomendasi teman bisa sangat bermanfaat. Lebih baik lagi jika Anda menyempatkan diri 'mengunjungi' calon rumah bersalin untuk menanyakan dan melihat-lihat fasiltas bersalin di sana.

Tersedianya Biaya Persalinan
Begitu dinyatakan hamil, tentu Anda sudah mulai prepare sejak awal, kan? Berapa biaya yang harus disiapkan, baik untuk biaya bersalin maupun biaya mempersiapkan kamar dan perlengkapan bayi. Terutama biaya persalinan, Anda perlu tahu berapa yang dibutuhkan untuk persalinan normal dan berapa untuk operasi cesar. Sebaiknya ambillah patokan biaya untuk persalinan dengan operasi.

Siapkan Payudara untuk Menyusui
Sejak kehamilan tua (usia 7 bulan) mulailah persiapkan payudara untuk menyusui. Secara rutin bersihkan payudara Anda, terutama di bagian areola mammae (puting payudara) dengan kapas dan air hangat atau baby oil. Kotoran di sekitar areola kerap menyumbat lubang-lubang tempat keluarnya air susu. Pemijatan payudara juga boleh Anda lakukan. Hanya saja, pastikan sekitar payudara saja, perlahan (tidak menekan). Pemijatan berguna untuk merangsang produksi ASI.

Segera Urus Cuti Kantor
Jika Anda bekerja, uruslah cuti kantor sesegera mungkin. Bila kehamilan Anda bagus, sebaiknya cuti dimulai 1 minggu menjelang waktu perkiraan persalinan. Hal ini akan memungkinkan Anda lebih lama menikmati bulan-bulan pertama bersama bayi. Jika memungkinkan lagi, dan Anda menginginkannya, uruslah cuti lebih lama dari 3 bulan yang umumnya ditetapkan perusahaan. Mintalah cuti 4 bulan, sehingga Anda dapat memberikan ASI Eksklusif secara penuh pada buah hati Anda.

Jangan Lupa, 'Bekal' ke Rumah Sakit
Bu, Pak, jangan lupa menyiapkan bekal yang akan dibawa ke rumah sakit. Kalau bekal ini sudah siap sejak awal, begitu merasakan tanda-tanda akan melahirkan, Anda tinggal mencangkingnya saja. Benda-benda yang perlu dibawa adalah: beberapa baju yang bagian atasnya berkancing depan. Celana dalam secukupnya, pembalut, sisir, bedak, buku, perlengkapan bayi seperti dua setel baju bayi, kain pembungkus, topi, kaus kaki dan tangan, dan selimut.

Kendaraan Harus Stand by
Ini tak kalah pentingnya. Sebab Anda bisa melahirkan kapan saja dan di waktu yang tak terduga. Misalnya siang hari bolong ketika pasangan berada di kantor. Karena bisa tak terduga inilah, upayakan ada kendaraan yang stand by di tempat seminggu menjelang perkiraan waktu melahirkan. Jika kendaraan dibawa suami ke kantor, hubungi tetangga atau keluarga terdekat yang memiliki lebih dari satu kendaraan pribadi. Paling tidak, Anda sudah memiliki nomor-nomor taksi yang bisa dihubungi setiap saat.

Kenali Tanda-tanda Persalinan
Semakin tua usia kehamilan semakin tak bisa diprediksi kapan si bayi benar-benar lahir. Untuk itu ketahui tanda-tanda akan dimulainya persalinan. Di antaranya:

Berhentinya kenaikan berat badan. Pada umumnya kenaikan melambat pada bulan kesembilan, bahkan menjelang persalinan beberapa ibu kehilangan berat badannya.

Perubahan pada pengeluaran dari vagina. Cairan yang keluar dari vagina bertambah banyak dan kental.

Keluarnya sumbat lendir karena leher rahim mulai menipis. Sebongkah lendir seperti agar-agar ini keluar 1-2 minggu sebelum kontraksi pertama terjadi.

Lendir mungkin juga diwarnai darah karena pembuluh kapiler mungkin pecah akibat leher rahim menipis dan membuka. Keadaan ini biasanya berarti bahwa persalinan akan dimulai dalam 24 jam atau bisa juga beberapa hari setelahnya.

Mulai terjadi kontraksi latihan yang lebih sering, kuat, bahkan nyeri.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Tanda-tanda di atas baru tanda awal persalinan. Persalinan yang sebenarnya bisa terjadi dalam 24 jam atau beberapa hari setelahnya. Pada jam-jam pertama mendapati tanda tersebut tak perlu buru-buru ke dokter. Setelah itu, kontraksi mulai menjadi, lebih sering dan nyeri (tak selalu teratur); mulai nyeri di bagian bawah punggung yang menyebar ke bagian bawah perut mungkin juga ke bagian kaki, dan kontraksi mungkin terasa seperti gangguan pada saluran pencernaan dan disertai diare; merembesnya membran (bukan pecah). Segeralah Anda hubungi dokter dan ke rumah sakit. Namun, jika Anda ragu-ragu sejak munculnya tanda-tanda awal persalinan, sebaiknya hubungilah segera dokter.

'Teman' di Rumah Sakit
Nah, teman yang akan menemani Anda ke rumah sakit atau menemani Anda melahirkan harus ada, lho. Jika suami karena beberapa alasan tak memungkinkan selalu stand by di sisi Anda sepanjang menunggu waktu, carilah pendamping lainnya yang Anda tahu persis tak punya kegiatan rutin seperti bekerja di kantor. Bisa adik, kakak, ibu, tetangga atau pembantu rumah tangga. Pesanlah mereka agar sewaktu-waktu bisa datang dan menemani Anda.

'Teman' inilah yang akan jadi komunikator Anda untuk menghubungi suami atau dokter bahwa Anda sudah waktunya melahirkan. Jika suami belum hadir juga -- mungkin jalanan macet, ada di luar kota, sedang rapat sehingga susah dihubungi -- 'teman' ini dapat mengurus tetek bengek urusan rumah sakit sekaligus pemberi semangat Anda ketika berjuang mengeluarkan buah hati tercinta. b Dew

Sumber: Tabloid Ibu & Anak

Read more

Anemia Hambat Perkembangan Otak

0

Anemia Hambat Perkembangan Otak
MOTHER & BABY

Dampak anemia bisa lebih buruk dari yang kita duga. Padahal pencegahannya mudah.

Si kecil sulit konsentrasi? Bisa saja, ia bosan dengan pelajaran di sekolah. Namun problem utamanya mungkin anemia.

Kekurangan zat besi (Fe) dalam tubuh merupakan penyebab utama anemia. Sekitar 50-80% anak mengalami anemia. Dampaknya tak cuma rewel, lesu, atau sulit konsentrasi. Perkembangan otak pun bisa terhambat. Dalam banyak kasus, kekurangan zat gizi lain dalam tahap sub-klinis -yang tidak menghasilkan gejala-gejala tertentu- tidak akan berakibat serius, kecuali dibiarkan terus berkembang. Namun dalam kasus zat besi, kekurangan di tahap ini pun memberi efek nyata terhadap perilaku dan perkembangan anak, bahkan jika tak diiringi gejala-gejala lainnya.

Zat besi salah satu unsur terpenting dalam makanan bayi dan anak, dan terdapat pada makanan yang mengandung mineral atau protein tinggi, terutama pada bahan makanan hewani seperti ikan, unggas, dan daging. Zat besi juga komponen penting dalam hemoglobin dalam sel darah merah, mioglobin (zat warna merah daging), dan proses-proses yang berkaitan dengan pernafasan sel.

Kebutuhan zat besi pada bayi dan anak hanya sekitar 1 mg saja. Namun, kebutuhan ini bisa terganggu karena tidak semua zat besi dalam makanan dapat diserap tubuh. Besi jenis haem pada makanan hewani lebih mudah diserap (10-20%), dibanding besi non-haem pada makanan nabati (1-5%).

Kebutuhan Zat Besi Pada Bayi

Bayi normal yang baru lahir punya cadangan zat besi sebesar 250-300 mg. Namun sebelum beranjak dewasa, jumlah cadangan zat besi yang diperlukannya harus menjadi 4-5 gram, kalau tidak ingin kekurangan zat besi. Pada periode pertumbuhan yang sangat cepat, seperti masa bayi, kebutuhan zat besi menjadi sangat tinggi akibat pertumbuhan jaringan yang cepat.

Menurut Prof. DR. Dr. Solichin Pudjiadi, DSAK., dalam bukunya Ilmu Gizi Klinis pada Anak, ASI maupun susu sapi tidak mengandung cukup zat besi untuk memenuhi kebutuhan bayi tersebut. Namun, bayi yang mendapat ASI tak cepat kekurangan zat besi, karena 48% kadar besi dalam ASI bisa diserap bayi. Bayi yang tak mendapatkan ASI hanya akan mendapat 5-10% zat besi dari bahan makanan lainnya. Jumlah ini tidak mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh bayi yang tengah berkembang pesat.


Gangguan Otak
Kekurangan zat besi menyebabkan berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah merah, sehingga bayi atau anak akan mengalami anemia zat besi. Di negara-negara berkembang, anemia zat besi sangat sering dijumpai pada anak maupun wanita. Bahkan menjadi salah satu dari 4 penyakit gangguan gizi utama di Indonesia. Diperkirakan, 50-80% anak Asia kekurangan zat besi. Bahkan di negara Barat yang maju, kekurangan zat besi bisa mencapai 20% pada anak dan orang dewasa.

"Bila sel darah merah kekurangan zat besi, kemampuan hemoglobin untuk mengangkut oksigen berkurang, sehingga mengganggu metabolisme tubuh," jelas Dr. Syarif Rohimi, Sp.A. dari Klinik Anakku, Bekasi. Anemia zat besi menimbulkan dampak merugikan. Meski kadar hemoglobin tubuh belum menurun, kekurangan zat besi bisa mengubah metabolisme sel dan fungsi jaringan dengan menurunnya kadar enzim-enzim yang membutuhkan zat besi untuk aktivitasnya.

Kekurangan zat besi menurunkan jumlah oksigen untuk jaringan otot dan menyebabkan kekurangan tenaga. Zat besi juga diperlukan untuk menghasilkan energi dari makanan, sehingga jika jumlahnya kurang dapat menyebabkan kelelahan dan kurang energi.

Penelitian pada anak usia 6-18 bulan menunjukkan, anemia zat besi pada masa bayi bisa menjadi salah satu sebab gangguan fungsi otak permanen. Kekurangan zat besi pada masa ini harus menjadi perhatian serius karena dapat mempengaruhi kecerdasan dan perkembangan psikomotorik. "Penelitian yang membandingkan anak-anak yang kurang zat besi dengan yang zat besinya normal menunjukkan, ada gangguan nyata pada anak yang kekurangan zat besi," kata Prof. Geoff Cleghorn, Univesity of Queensland, Australia. Juga ada bukti bahwa gangguan intelektual dan psikomotorik akibat kekurangan zat besi tidak selalu dapat balik kembali meski tingkat zat besinya diperbaiki.

Kekurangan zat besi dapat mengurangi fungsi sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan. Pada sebagian kasus, anak yang kekurangan zat besi akan makan tanah liat, lempung, atau makanan lain yang aneh (yang dikenal sebagai pica).

Gejala Anemia Besi

Menurut Syarif, tingkat anemia bermacam-macam, dari ringan sampai berat. "Anemia zat besi yang ringan dan sedang biasanya menimbulkan gejala pucat, lesu, lelah, dan pusing. Untuk anak usia sekolah, anak menjadi kurang mampu belajar dan kurang berprestasi." Sedangkan anemia tingkat berat, akan mengganggu fungsi jantung dan menimbulkan gejala sesak nafas, berdebar-debar, bengkak di kedua kaki, hingga gagal jantung.

Bila gejala anemia berlangsung dalam jangka waktu relatif lama dapat mengakibatkan berbagai gangguan organ dan sistem pada tubuh anak. Misal, gangguan pertumbuhan organ, yang membuat tubuh anak tampak kecil dibanding usianya. Lalu gangguan kulit dan selaput lendir, gangguan sistem pencernaan karena berkurangnya asam lambung sehingga selaput tipis di ususnya jadi kecil-kecil atau tak berkembang (atrofi mukosa lambung), gangguan otot gerak sehingga anak cepat lelah dan lesu, gangguan sistem kekebalan tubuh sehingga anak mudah sakit, dan gangguan jantung, yakni berkurangnya kemampuan jantung untuk memompa darah. Terakhir gangguan fungsi kognitif, antara lain kurang mampu belajar dan kemampuan intelektualnya kurang.

Bahkan, jika defisiensi zat besi berlangsung lama, misal, terjadi sejak usia bayi dan tak dilakukan koreksi sampai anak usia 2 tahun, bisa menyebabkan gangguan mental. "Bila anak sampai mengalami gangguan mental, sifatnya akan menetap atau tak bisa diubah, meski anemianya sudah teratasi," papar Syarif.

Tiga Tahap

Pada stadium dini atau satu, jelas Syarif, bila anak kekurangan zat besi, maka cadangan zat besi di tubuhnya akan dipakai. Karena cadangan zat besinya dipakai, lama-lama zat besinya habis. Tapi anak belum menunjukkan gejala semisal pucat. Karena masih ada cadangan zat besi dalam darah, yaitu serum iron dan transferin. Inilah yang dipakai. Pada kondisi ini disebut stadium dua. Stadium tiga baru timbul gejala anemia seperti kadar HB-nya turun dan dalam pemeriksaan darah akan timbul gambaran sel darah merah lebih kecil dan pucat daripada yang normal.

Lama berlangsungnya dari stadium satu ke berikutnya tergantung derajat ringan-berat kekurangan zat besinya. Misal, bayi yang lahir prematur dari ibu yang kekurangan zat besi dalam darahnya, relatif berisiko kekurangan zat besi dibanding bayi normal. "Bisa dibilang, bayi ini lebih cepat kekurangan zat besi karena bayi prematur belum mampu menimbun zat besi dalam tubuhnya. Selain itu, ia juga butuh banyak zat besi untuk mengejar kebutuhannya. Belum lagi kalau ada infeksi, misal. Jadi, banyak faktornya."

Lakukan Pengobatan

Pengobatan anemia tergantung berat-ringannya. Untuk yang ringan, terang Syarif, bisa dilakukan dengan pemberian suplementasi atau preparat besi yaitu sulfas ferosus. Pemberiannya berlangsung sampai kadar hemoglobinnya kembali normal. Namun bila sudah mengganggu seperti anak pucat sekali dan kadar HB-nya turun sampai menimbulkan gangguan jantung, misal, harus dilakukan transfusi darah.

Tentu saja, penyebab kekurangan zat besinya pun harus dicari. Apakah karena pertumbuhan yang cepat, penyakit infeksi, pola makan tak tepat, atau lainnya. Bila sudah diketahui, maka penyebabnya itulah yang diatasi. Misal, akibat penyakit infeksi, maka penyakitnya diobati. Bila karena pola makan, maka pola makannya harus diperbaiki. Bila tak dicari penyebabnya dan anak hanya diberi obat-obatan, tentu anemianya akan kembali berulang.

Sebetulnya, kata Syarif, anemia termasuk penyakit ringan dan disembuhkan. Hanya saja, karena tak dideteksi dini dan tak dikoreksi bisa berdampak besar bagi tumbuh kembang anak. Padahal, sejak bayi lahir, anemia sudah bisa dideteksi. Soalnya, pada hari pertama atau ketiga setelah kelahiran, biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk dilihat kadar hemoglobin, bilirubin, dan golongan darahnya.

"Selain itu, juga bisa diprediksi dengan melihat faktor ibunya, apakah si ibu menderita anemia, kekurangan gizi hingga mempengaruhi pemberian nutrisi pada bayinya, perdarahan waktu persalinan, atau melahirkan anak kurang bulan. Bila demikian tentu anak yang dilahirkan akan berisiko untuk anemia." Pencegahan anemia sendiri perlu dilakukan secara holistik, dalam arti menyeluruh. Orangtua dan dokter harus memonitor secara rutin tiap bulannya dengan melihat berat badan dan tinggi badan anak, melakukan imunisasi, serta melihat kondisi kesehatan anak secara umum.

5 Penyebab Kekurangan Zat Besi

Pertumbuhan anak yang cepat sekali
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, pertumbuhan anak terjadi cepat sekali. Normalnya, kenaikan berat badan rata-rata pada usia bayi setiap bulannya adalah 1 kg. Namun, ada juga bayi yang tumbuhnya cepat sekali, misal, usia 3 bulan berat badannya sudah 8 kg.
"Pertumbuhan anak yang cepat sebetulnya baik. Diharapkan tumbuh kembangnya juga bagus. Hanya saja hati-hati, apakah si anak kurang zat besi atau tidak. Jadi, harus dideteksi dan diantisipasi. Sebab, pertumbuhan anak yang terjadi dengan cepat, memerlukan zat besi yang lebih banyak," jelas Syarif.


Pola makan kurang tepat
Misal, bayi usia 7 bulan hanya mengkonsumsi ASI. Padahal, waktu bayi lahir, sumber zat besi yang ada di organ hatinya hanya cukup sampai usia 4-6 bulan. Jadi, setelah usia 6 bulan, bayi harus diberi makanan tambahan yang mengandung cukup zat besi.

Itu sebab, pemberian AS Eksklusif pun cuma 6 bulan. Untuk bayi yang oleh suatu sebab tak mendapat ASI Eksklusif, pemberian makanan tambahan dimulai usia 4 bulan. Selanjutnya bayi harus dikenalkan makanan tambahan semisal bubur susu dan buah-buahan. Lalu bubur nasi yang dilanjutkan nasi tim. Setelah satu tahun, makanannya seperti makanan orang dewasa. Makanan tersebut harus bergizi seimbang, beragam, dan bervariasi.

Ada penyakit infeksi
Misal, anak terkena penyakit saluran nafas. "Kuman pada anak yang menderita penyakit infeksi akan menggunakan zat besi di dalam tubuh anak untuk tumbuh dan berkembang biak. Inilah yang menyebabkan anak mudah menderita anemia defisiensi zat besi," terang Syarif.

Gangguan penyerapan zat besi
Penyerapan zat besi terjadi di usus. Gangguan penyerapan zat besi bisa terjadi lantaran ada penyakit di selaput lendir usus yang lama-lama menimbulkan diare, atau ada zat yang mengganggu penyerapan zat besi. Otomatis hal ini menyebabkan difisiensi zat besi.

Ada perdarahan di saluran cerna
Ini bisa terjadi bila ada penyakit kelainan usus ataupun penyakit infeksi cacing tambang atau parasit lainnya. Biasanya pada daerah tertentu di mana anak bermain kotor-kotor, cacing tambang bisa masuk lewat kakinya dan menyebabkan anak mengeluarkan darah saat buang air besar.

Tak Semua Zat Besi Sama

Meski buat Popeye bayam adalah makanan ajaib, namun sebenarnya zat besi dalam bayam tidak sebaik yang orang kira, karena kebanyakan tidak bisa diserap oleh tubuh. Ada dua jenis zat besi dalam makanan: zat besi haem dan non haem. Zat besi haem ditemukan dalam makanan hewani seperti daging, ikan, telur, dan daging ayam. Zat besi non-haem ditemukan dalam makanan nabati seperti roti, sereal, sayuran, kacang-kacangan, serta suplemen zat besi.

Zat besi haem jauh lebih mudah diserap tubuh, karena penyerapannya 10 kali lipat lebih mudah dibanding zat ebsi dari sumber non-haem. Jadi meskipun makanan seperti bayam dan kacang mempunyai kandungan zat besi yang tinggi, jumlah zat besi yang diserap tubuh jauh lebih rendah dibanding dari daging. Daging warna merah yang rendah lemak merupakan sumber terbaik zat besi.

Mencegah Kekurangan Zat Besi

Pastikan makanan mengandung cukup zat besi, khususnya zat besi haem. Makanan yang tinggi zat besi haem sebaiknya dikonsumsi sekurangnya 4x seminggu

Pastikan sereal atau susu formula yang dikonsumsi setelah si kecil mulai makan makanan padat diperkaya zat besi

Hindari mengkonsumsi makanan yang dapat menghalangi penyerapan zat besi non-haem, misalnya kopi, teh, dan banyak serat

Tingkatkan penyerapan zat besi non-haem dari bahan pangan nabati dengan menambahkan sejumlah kecil zat besi haem seperti daging, ikan, atau ayam. Ini dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari sayuran sebanyak 4x lipat

Makanan dan minuman yang tinggi vitamin C seperti buah atau jus jeruk dapat meningkatkan penyerapan zat besi non-haem. Minum segelas jus jeruk dengan sereal sarapan pagi atau tambahkan seiris jeruk lemon pada segelas teh

Kalau si kecil vegetarian, mintalah ahli gizi mengitung status zat besi dari makanannya. Supkementasi zat besi mungkin diperlukan.TG

Sumber: Tabloid Ibu & Anak

Read more

Aneka Stimulasi Untuk Si Kecil? Boleh, Asal...

0

Aneka Stimulasi Untuk Si Kecil? Boleh, Asal...
MOTHER & BABY

Banyak cara yang dilakukan orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan buah hatinya. Namun, jangan 'over' lho! Anak bisa trauma.
Anak yang pintar dan terlihat cerdas tentu saja membanggakan. Apalagi ditengah ketatnya persaingan jaman sekarang. Hal ini mendorong sebagian orang tua berusaha memberikan berbagai rangsangan demi memaksimalkan tumbuh kembang si kecil. Saat ini berbagai macam metode untuk merangsang pekembangan. Misalnya, rajin menguji daya ingat anak untuk berhitung 1 sampai 10, rajin memperkenalkan kata dalam bahasa kedua/Inggris dan lain sebagainya.

Mulai bisa membaca sejak balita, pandai berhitung, pandai berbahasa asing bahkan mahir dalam suatu cabang olahraga tertentu, membuat orang tua modern berlomba-lomba menstimulasi anaknya supaya dapat mengikuti 'perkembangan jaman'. Menurut Agustina Untari Psi, psikolog perkembangan anak di Pusat Edukasi Pra-Sekolah "Putik", keinginan orang tua untuk menstimulasi atau merangsang anaknya supaya menguasai atau pandai dalam bidang tertentu adalah hal yang wajar. Bahkan menurutnya anak wajib diberikan stimulasi dalam masa tumbuh kembangnya.

Stimulasi dikatakan terlalu berlebihan bila anak diberikan rangsangan yang tidak sesuai perkembangan alaminya. Misalnya, anak usia 2 tahun sudah dipaksa untuk belajar huruf, padahal sesuai perkembangan alaminya ia masih harus banyak meluangkan waktunya untuk bermain. Namun, kadang-kadang orang tua tidak mau mengerti akan hal ini. Nah, kecenderungan seperti inilah yang banyak terjadi saat ini. Menurut Agustina, karena ketakutan anaknya tidak bisa bersaing di masa depan, beberapa orang tua secara tidak sadar memberikan stimulasi yang berlebihan pada anaknya.

Stimulasi Semua Aspek
Hal terpenting dalam menstimulasi anak, adalah melihat kesiapannya. Menurut Fergus Hughes, Lloyd dan Illene Noppe, para penulis buku "Child Development", dari University of Wisconsin, setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda. Namun, proses perkembangan seorang anak biasanya dapat dilihat berdasarkan tingkatan usia. Ini berarti anak akan terus menerus berkembang seiring meningkatnya umur.

Supaya pas menstimulasi anak, orang tua juga harus peka terhadap kesiapan anak untuk menerima rangsangan. "Amati bagaimana respon dan minatnya, kalau mereka sudah menunjukan minat untuk mengenal angka, misalnya, cobalah stimulasi secara perlahan," terang Agustina Untari, Psi. Selain itu, lihat juga reaksi si kecil. Apabila ia menunjukan reaksi yang positif atas stimulasi yang diberikan, misalnya senang dan tidak cepat bosan, maka anda dapat meneruskan stimulasinya.

Sebalinya jika anak belum menunjukan minat, anda jangan memaksa. Tidak semua anak mencapai tahap perkembangan yang sama walaupun seusia. Ina, nama panggilan psikolog lulusan UI ini, menyarankan supaya orang tua tidak terburu-buru memberikan label 'lambat' atau 'ketinggalan dari anak lain' bila si kecil tidak mempunyai kemampuan yang sama dengan anak lain. Selain itu, menstimulasi anak dengan bermain adalah cara yang paling tepat. Janga lupa, bermain masih diperlukan di sebagian besar waktunya.bnes

Sesuaikan Dengan Perkembangan
Pakar: Agustina Untari (Konsultan Psikologi di Pusat Edukasi Pra-Sekolah "Putik", Cipayung-Jakarta)

Stimulus sangat baik untuk diberikan pada anak, asal sesuai perkembangannya. Supaya anak tidak 'over-loaded', selain melihat pada minat anak, orang tua juga wajib menyesuaikan dengan perkembanganya. Supaya tidak berat sebelah, ayah dan ibu sebaiknya melatih semua aspek perkembangan. Misalnya, anak yang dilatih aspek daya pikirnya, misalnya berhitung dan membaca, juga harus dilatih aspek sosial emosionalnya, misalnya berbagi dan berempati. Berikut ini, panduan sederhana sebelum menstimulasi anak dalam berbagai bidang:

Bahasa
Stimulasi anak dengan bahasa ibu terlebih dulu. Caranya, perkenalkan kosa kata sebanyak mungkin, dan doronglah ia merangkai kalimat dalam satu bahasa dengan baik. Bahasa kedua dapat dirangsang setelah ia mampu menguasai bahasa ibunya,. Saat yang tepat adalah usia 4 tahun. Bila over stimulasi maka anak akan bingung bahasa. Hal ini menghambat aspek daya pikir dan sosial emosionalnya.

Membaca

Stimulasi yang tepat supaya anak pandai membaca dan berhitung adalah dengan pengenalan bentuk, misalnya segitiga, lingkaran atau kotak, terlebih dulu. Dengan mengenal perbedaan bentuk, anak secara perlahan lebih mudah diajari membedakan huruf. Saat yang tepat untuk menstimulasinya (melalui proses pengenalan bentuk) adalah sejak usia 3 tahun.

Berhitung
Stimulasi yang tepat supaya anak pandai berhitung adalah dengan memperkenalkan konsep matematika terlebih dulu. Mengajari anak menghafal angka 1- 10 bukan cara yang baik, karena akan terbiasa menghafal bukan mengerti. Konsep matematika ini baik diperkenalkan sejak usia 3 tahun.

Komputer

Sebelum merangsang anak lewat komputer, pastikan anak anda sudah terstimulasi daya pikirnya dengan baik, yaitu bisa membaca dan berhitung. Jadi cara paling tepat untuk menstimulasi dengan cara ini adalah saat ia berusia 6 tahun.

Olahraga

Stimulasi ini tergolong pada aspek motorik kasar. Ini bisa dilakukan sejak dini. Namun, sesuaikan porsinya. Misalnya, anak usia 2 tahun doronglah untuk beraktifitas fisik seperti berlari, meloncat dan lain sebagainya. Menguasai jenis olahraga tertentu seperti berenang, atau tenis sebaiknya diperkenalkan saat ia berusia 4 tahun.

Dampak Over Stimulasi
Otak anak menjadi 'over-loaded'/penuh. Hal ini mengakibatkan mereka kehilangan antusiasme untuk melakukan banyak hal sehingga menurunkan semangat belajarnya.

Kurang bersosialisasi. Pada beberapa anak, mereka menjadi sombong, karena merasa paling pintar dibandingkan teman sebaya.

Anak cenderung tidak dekat dengan orang tua/selalu menghindar. Ini akibat anak merasa kalau orang tua selalu membebani mereka, misalnya disuruh belajar atau disuruh berlatih.

Tidak percaya diri. Biasanya karena anak merasa tidak bisa memenuhi harapan orang tuanya, misalnya tidak bisa membaca sejak dini atau tidak pandai berhitung.

Sumber: Tabloid Ibu & Anak

Read more

Andai Bayiku Sejenius Einstein...

0

Andai Bayiku Sejenius Einstein...
MOTHER & BABY

Tabloid Ibu & Anak - Topik 'mencetak bayi jenius' selalu menjadi perdebatan menarik. Antara yang pro dan kontra, antara yang percaya dan tidak. Setiap orangtua dipersilakan menentukan sikapnya masing-masing.

David Henry Feldman, psikolog perkembangan dari Tufts University, Amerika Serikat, mengatakan bahwa stimulasi khusus - sekalipun canggih dan mahal - tak bakal menghasilkan perbedaan apa-apa buat bayi. Sebaliknya, Glenn Doman yakin, setiap anak lahir dengan potensi kecerdasan yang lebih besar dibanding kecerdasan yang pernah digunakan seniman legendaris Leonardo da Vinci.
Namun perdebatan soal kecerdasan bayi belum usai.

Sifat Dasar versus Pengasuhan


Penelitian tahun '80-an mengaitkan genetika terhadap perilaku, bahkan menyatakan bahwa orangtua ber-IQ tinggi kemungkinan bakal melahirkan anak-anak ber-IQ tinggi pula. Intinya, IQ adalah sifat dasar (nature) yang diwariskan lewat gen. Belakangan, lewat adu argumen ilmiah, pandangan itu mulai bergeser. Pengasuhan (nurture) mulai diakui sebagai penentu kecerdasan. "Sifat dasar dan pengasuhan saling terkait, seperti penari dan lantai dansa yang terlibat dalam tarian waltz yang tak pernah usai. Tarian itulah yang menentukan hampir semua karakteristik anak yang paling mendasar, termasuk kecerdasan..." kata artikel dalam sebuah majalah parenting terkemuka di AS waktu itu.

Selanjutnya, dengan bantuan alat yang mampu memonitor gerakan otak, para ilmuwan menemukan bahwa pembentukan saraf-saraf otak merupakan 'kerja yang belum usai'. Saraf-saraf otak belumlah lengkap saat lahir, melainkan terus berkembang selama masa kanak-kanak, sebagai respons atas pelukan, obrolan, nyanyian, mainan dan bentuk-bentuk stimulasi lain yang diberikan orangtua. Ini menjelaskan bahwa setiap interaksi orangtua terhadap bayi dapat berkontribusi pada perkembangan otak bayi, apa pun kode genetik dalam tubuh bayi.

Ngobrol, Yuk, Ngobrol!

Upaya untuk menjadikan bayi cerdas pun tak pernah berhenti. Ada kelompok yang beranggapan, bahwa upaya paling cerdas yang dapat dilakukan orangtua untuk bayinya hanyalah ngobrol dengan si kecil sesering mungkin. Menurut kelompok ini, berbicara adalah upaya murah, namun jauh lebih berharga ketimbang pengasuhan yang full sarana belajar dan bermain yang mahal.

Mereka meyakini, dalam 12 bulan pertama kehidupan bayi, perkembangan fondasi otak - yang memungkinkan manusia jadi kreatif, perseptif, mampu mencipta alasan, memproses dan memahami informasi - berlangsung. Pada periode ini, ibu-ibu di seluruh dunia secara alamiah telah mempraktikkan teknik bicara yang sedemikian rupa, yakni berhenti di antara kata-kata. Ini membuat bayi bisa berkonsentrasi pada bunyi-bunyi bahasa.

Pada perode ini, setiap kata ibarat makanan untuk pikiran bayi. Setiap kalimat yang kita ucapkan adalah makanan bergizi untuk otaknya. Otak bayi akan tumbuh dengan kata-kata. Dengan kata lain, untuk mencerdaskan bayi, mengobrollah! Bicaralah kapan saja tanpa dibatasi waktu khusus. Sambil mengganti popok, atau sambil melakukan pekerjaan sehari-hari.

Bermain dan Belajar

Bermain juga dikenal sebagai kesempatan yang sangat baik untuk belajar. Bermain membantu memfasilitasi perubahan fungsi-fungsi motor, sensor integratif, kognitif, emosional dan sosial anak. Menurut Dr. Richard C. Woolfson dalam bukunya An A-Z of Child Development, bermain dan belajar saling terkait dalam tiga hal.
Pertama, belajar terjadi secara langsung melalui bermain. Misalnya, dalam permainan yang bersifat menyelidik atau menjelajah, anak sengaja memanipulasi mainan untuk menemukan kualitas mainan tersebut. Tipe bermain seperti ini memungkinkan anak menyelidiki dan belajar tentang dunia di sekitarnya.

Kedua, belajar terjadi 'sambil lalu' lewat bermain. Misalnya, bayi usia 6 bulan senang bermain dengan benda apa saja yang diberikan kepadanya. Sambil menyelidiki cara memainkannya, bayi mungkin memasukkan benda itu ke mulut, menggigit, menjilat, membaui, bahkan melemparkannya ke dinding. Perhatian utama bayi tetaplah bermain dengan benda tersebut, tapi kegiatan sambilan tadi telah mengajarkannya soal tekstur, bentuk, berat, ukuran, dsb.

Ketiga, belajar terjadi secara instrumental. Artinya, sambil bermain, anak tiba-tiba dihadapkan pada masalah khusus yang harus dipecahkan sebelum permainan berlanjut. Misalnya, belajar memanjat tepi boks untuk melihat kucing mengeong di kolong boks.

Pengalaman Inderawi

Beberapa peneliti berpandangan, mainan tertentu lebih efektif ketimbang mainan lainnya dalam menstimulasi anak. Birgitta Sohlman, salah seorang pakar yang yang membimbing staf IKEA dalam merancang dan memproduksi mainan, mengatakan bahwa mainan lunak dengan warna-warni kontras akan meningkatkan perkembangan anak.

Mainan produksi IKEA merupakan hasil studi dan penelitian terhadap anak-anak usia 0-7 tahun selama tiga tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh perkembangan dan pembelajaran di masa depan terletak pada tujuh tahun yang penting ini. Oleh sebab itulah, mainan-mainan IKEA didesain untuk mengembangkan ekspresi, keseimbangan, koordinasi, bermain peran, keingintahuan dan logika anak. Inilah yang disebut 'mainan edukatif'.

Meski begitu, mainan edukatif tak harus selalu diperoleh dengan membeli. Banyak pakar perkembangan anak yang merekomendasikan orangtua mencari-cari mainan edukatif yang ada di dalam dan di sekitar rumah saja. Yang penting, orangtua selalu mengingat bahwa setiap anak itu berbeda satu sama lain. Dan, karena paksaan akan membuat kegiatan belajar menjadi pengalaman yang bikin stres, orangtua juga perlu memahami tonggak-tonggak perkembangan anak. Sehingga, mereka bisa mendukung kemajuan alami anak dengan kegiatan yang sesuai dengan usianya.

Bu, Pak, sebagai orangtua Anda berhak menentukan sendiri sikap Anda terhadap program cetak-mencetak bayi jenius. Seperti kata Birgitta, "Orangtua adalah pakar yang sesungguhnya. Anda-lah yang mengetahui anak Anda lebih baik daripada orang lain. Anda juga guru pertama dan terpenting bagi anak Anda." b UN/Terj. TP
Sumber: Tabloid Ibu & Anak

Read more

Ancaman di Balik Jajanan Anak-anak

0

Ancaman di Balik Jajanan Anak-anak
MOTHER & BABY

Orang tua Ari (bukan nama sebenarnya, anak TK berusia 4 tahun), agak heran karena Ari masih sering kambuh asmanya, padahal semua benda yang kemungkinan memicu asma disingkirkan dari kamarnya. Kegiatannya sehari-hari dikontrol, makanannya pun telah benar-benar diseleksi. bahkan setiap berangkat sekolah pun ibunya selalu membekali jajanan sehat buatan sendiri. Tapi mengapa asmanya masih sering kambuh? Setelah diusut, ternyata diam-diam Ari sering mengkonsumsi makanan ringan dalam kemasan pemberian temannya di sekolah. Karena tubuhnya termasuk sensitif, meski makan sedikit tetap saja asmanya kambuh.

Alda tidak berpenyakit asma, hanya saja badannya memang cukup sensitif dengan bahan tambahan makanan (zat aditif). Karena itu, di rumah orang tuanya selalu menyediakan makanan yang sehat dan tidak membiasakannya untuk jajan sembarangan. Tetapi suatu ketika, melihat es berwarna-warni menarik hati yang dijual pedagang di sekolah, ia tak bisa menahan keinginannya untuk membeli. Sayangnya, minuman yang kelihatan enak itu begitu diminum langsung membuat lehernya terasa seperti tercekik.

Banyak orang tua yang menjadi bingung ketika anaknya sulit makan makanan rumah dan lebih suka jajan. Apalagi jika jajannya di lingkungan sekolah sehingga sulit diawasi. Bagaimana mengatasinya?

Pernahkah Anda perhatikan apa saja jajanan yang dikonsumsi anak sewaktu di rumah atau di sekolah? Jajanan kaki lima, fast food, permen, soft drink, atau snack seperti keripik kentang hingga keluarga chiki? Kasus-kasus tersebut tentu bukan cerita baru. Kebiasaan jajan pada anak-anak memang sulit dihilangkan. Terkadang, saking seringnya jajan, mereka malas makan masakan rumah.

Padahal apa yang dimakan anak sangat menentukan kecerdasan dan kesehatannya. Kebiasaan mengkonsumsi junk food, fast food, makanan instan dan makanan olahan yang berlebihan, mudah menimbulkan kekurangan gizi kronis pada anak-anak. Apalagi jika pola makan itu dibiasakan sejak usia pra sekolah hingga remaja. Pengaruhnya akan terasa setelah dewasa.

Jadi bila selama ini Anda membiarkan saja kebiasaan jajan anak, waspadalah! Berbagai bahan tambahan makanan berbahaya yang terkandung di dalamnya, cepat atau lambat akan menurunkan daya tahan tubuh, begitu pula kemampuan belajarnya. Apalagi jika konsumsi makanan sehat sebagai penyeimbang sangat kurang. Memang ada sebagian orangtua yang cukup berhasil membiasakan anaknya mengkonsumsi makanan sehat dan jarang jajan selama di rumah. Sayangnya, begitu masuk sekolah anak-anak jadi senang jajan juga karena terbawa oleh teman-temannya. Lalu bagaimana mengatasinya?

Jajanan kemasan dan kaki lima sama bahayanya
Sebenarnya tanpa disadari, orang tua juga ikut andil dengan kebiasaan buruk tersebut. Tak jarang, untuk menenangkan anak yang sedang rewel, orang tua terkadang membiarkan anaknya jajan atau bahkan membelikan jajanan. Akibatnya, anak menjadi kenyang dan malas makan masakan rumah; Akibat (ainnya, lama kelamaan anak jadi punya kebiasaan jajan.

Ada orang tua yang merasa sudah cukup bijaksana dengan melarang anaknya mengkonsumsi jajanan kakilima tapi membekali anaknya dengan snack seperti keripik kentang atau cokelat, soft drink, atau jenis junk food lainnya seperti permen, biskuit, krekers dan aneka fast food.

Padahal junk food telah dikenal sebagai makanan miskin gizi dan mengandung bahan tambahan makanan yang berbahaya. Makanan-makanan tersebut tidak lagi alami, karena telah kehilangan zat-zat alaminya yang berkhasiat. Namun hal itu luput dari perhatian karena daya tarik iklan dan kemasannya.

Sementara itu, ada juga orang tua yang membiarkan anaknya makan jajanan kakilima dan kue-kue tradisional dengan keyakinan bahwa jajanan tersebut lebih aman buat anaknya. Padahal kenyataannya, selain kebersihannya kurang terjamin, penggunaan MSG (vetsin), pengawet, pewarna, dan pemanis buatannya bahkan lebih sulit dikontrol.

Menurut survey Yayasan Kusuma Buana, sebuah LSM di Jakarta yang bergerak di bidang kesehatan, cukup banyak anak yang berangkat ke sekolah tanpa sarapan (16,9 % dari 3495 siswa yang diteliti). Akibatnya, mereka jajan di warung dekat sekolah atau pedagang kakilima di sekitar sekolah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tahun 2001 / 2002 di 13 SD di Jakarta, ternyata kesibukan orang tua di pagi hari atau belum adanya selera makan di pagi hari menjadi alasan anak berangkat sekolah tanpa sarapan. Namun demikian, pola jajan di sekolah ternyata dilakukan juga oleh siswa yang sudah sarapan di rumah masing-masing.

Ketika jajanan di sekitar sekolah-sekolah tersebut diteliti di Laboratorium Institut Pertanian Bogor, dari 34 sampel makanan dan 15 sampel minuman yang diteliti, temyata 58,8 persen makanan dan 73,3 persen minuman mengandung bakteri E. coli dan enterobacter(penyebab diare), zat pewarna, zat pengawet, atau pemanis buatan sakarin.

Sementara para siswanya, 3160 orang, ketika diperiksa darahnya, sebanyak 1565 anak ternyata mengidap anemia (kurang darah). Saat 332 orang di antaranya diperiksa secara acak, sebanyak 1 8,1 persen menderita kurang gizi.

Telmi (telat mikir) sampai kanker
Hiroshi Osawa, seorang profesor dari Universitas Iwate, Jepang, sejak tahun 1984 telah meneliti perilaku kekerasan remaja Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan kekerasan tersebut diakibatkan oleh konsumsi minuman ringan dalam kaleng atau botol dan makanan junkfood yang terlalu banyak. Selain itu, hasil penelitian juga memperlihatkan hubungan antara perilaku pemarah dan menurunnya konsentrasi dengan ketidakseimbangan metabolisme glukosa pada otak. Ketidakseimbangan ini erat kaitannya dengan konsumsi gula dan karbohidrat olahan berlebihan.

Bagi anak yang sensitif, pengawet dan pewarna dapat mencetuskan gejala alergi baik pada tubuh dan otaknya, di samping itu juga menimbulkan gejala diare. Alergi pada zat-zat aditif atau zat-zat tertentu pada makanan, dapat mempengaruhi suasana hati, perilaku dan proses berpikir. Bahkan dalam jangka panjang akan mempertinggi risiko kanker. Zat-zat dalam makanan lain (secara tidak langsung) yang dapat mengganggu aktivitas massa penghantar saraf otak (neurotransmitter) di otak, di antaranya: aroma sintetis, mono sodium glutamat (MSG), atau salisilat sintetis. Asupan MSG dalam jumlah banyak yang terus menerus dalam jangka pendek akan membuat anak jadi haus, pusing, dan mual.

Pengaruh tersebut dapat melalui beberapa cara berikut, yaitu:

Mempengaruhi aktivitas otak atau mengacaukan pembentukan serta pengeluaran neurotransmitter yang memodifikasi suasana hati.

Mengganggu atau menghambat aliran neurotransmitter sehingga saraf penerima pesan tidak dapat memahami sinyal listrik yang dikirim.

Mempengaruhi enzim-enzim yang mengatur aktivitas neurotransmitter.
Gejala atau efek yang ditimbulkan oleh zat-zat pembuat alergi tersebut bisa bervariasi, misalnya kurang gairah belajar, kurang konsentrasi, meningkatnya kenakalan, mudah mengantuk, cemas, dan daya ingat berkurang. Karena efeknya samar dan tidak begitu nyata, orangtua sering mengabaikan. Kalau anak malas belajar, dianggap karena terlalu sering nonton televisi atau main video game.

Mulailah dari rumah
Sesungguhnya anak membentuk kebiasaan makannya dari rumah. Kebiasaan sarapan di rumah atau membawa bekal dari rumah adalah contoh kebiasaan yang baik. Anakanak yang tidak dibiasakan jajan di rumah umumnya juga tidak akan terlalu banyak jajan ketika sekolah.

Hal lain yang perlu dicermati orangtua adalah gencarnya iklan produk makanan di media massa, terutama televisi. Karena jiwanya masih labil, maka anakanak mudah sekali menjadi korban iklan. Terutama jika yang diiklankan adalah produk makanan baru untuk anakanak. Lebih-lebih kalau disertai iming-iming hadiah berupa mainan yang menarik.

Selanjutnya, lingkungan Taman Kanak-Kanak atau sekolah juga akan membentuk kebiasaan anak. Jika teman-teman sekolahnya biasa jajan, anak akan lebih sulit menahan diri untuk tidak jajan. Di sinilah pentingnya peran para guru dalam memotivasi anak untuk membawa bekal atau memilih jajanan yang sehat dan aman.

Karena itu, sungguh patut dicontoh sekolah-sekolah yang kini mulai memberikan perhatian pada konsumsi makanan muridnya selama di sekolah (lihat boks). Adanya kerja sama yang baik antara orang tua dengan guru-guru di sekolah tentu sangat membantu membuat anak lebih banyak mengkonsumsi makanan sehat dan menghindari jajan.

Contoh bahan tambahan makanan berbahaya dan akibatnya

Pemanis buatan yang biasa dipakai pedagang dalam es mambo atau es sirup misalnya:
Sakarin : menyebabkan kanker kantung kemih dan bersifat karsinogenik pada binatang.
Siklamat : Berpotensi menyebabkan pengecilan testicular dan kerusakan kromosom.

Pewarna merah yang seharusnya untuk tekstil tapi oleh pedagang digunakan untuk mewarnai limun, sirup, permen, bahkan terasi:
Rhodamine B : ketika diujikan pada mencit dan tikus menimbulkan efek pertumbuhan badan yang lambat, muncul sifat gelisah dan kemungkinan memicu kanker.

Bahan pengenyal yang sering digunakan pada bakso :
Boraks : bersifat akumulatif terhadap kesehatan (terkumpul sedikit demi sedikit dlam otak, hati, dan testis (alat reproduksi pria). Kalau dosisnya sudah tinggi bisa timbul gejala pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, bahkan kematian.

Sumber: Majalah Nirmala

Read more