Adsense Indonesia

Adik Datang Dari Mana, Bunda?

1

Adik Datang Dari Mana, Bunda?
MOTHER & BABY

Balita kerap menanyakan sesuatu yang kadang jawabannya terasa sulit bagi orangtua. Bagaimana memberi penjelasan yang jelas dengan bahasa sederhana?

Sangat wajar, bila orangtua ingin memperkenalkan calon adik kepada si kakak. Hanya saja, tak sedikit orangtua yang kerap dipusingkan dengan pertanyaan si kecil, yang ingin tahu dari mana adiknya datang. "Bingung rasanya menjawab pertanyaan Sonia," keluh Pramitha, yang kini tengah mengandung anak keduanya. "Kalau kita jawab bohong, malah jadi runyam nantinya."

Ulah calon kakak ini, menurut psikolog Risatianti Kolopaking S.Psi., sebenarnya menandakan bahwa si kecil termasuk anak yang kritis. "Anak yang kritis selalu ingin tahu lebih banyak dan lebih banyak lagi. Ia akan terus bertanya dan bertanya hingga memperoleh jawaban yang memuaskan meskipun pertanyaan itu mengenai masalah seksual," jelas psikolog yang berpraktek di RS Hermina, Bekasi ini.

Rasa Ingin Tahu yang Wajar
Bagi Risa, pertanyaan yang diajukan si kecil sebenarnya bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan karena pertanyaan tersebut adalah hal yang wajar. Apalagi saat itu, biasanya ibu juga tengah memperkenalkan calon adik yang masih di dalam perut kepada si kakak. Pengenalan dengan cara mengelus-elus perut Ibu dan ucapan bahwa di dalam perut ibu terdapat adik, merupakan hal yang membuat rasa ingin tahunya bekerja.

Selain cara pengenalan orangtua yang mulai memperkenalkan adik pada si kecil, ada juga faktor lainnya yang menyebabkan si kecil tertarik bertanya tentang masalah seks. Berbagai foto yang mungkin secara tidak sengaja ia lihat, tontonan yang ia lihat lewat televisi, bisa menggelitik rasa ingin tahunya dan meminta jawaban pada orangtua.

Memang diakui Risa, menjawab pertanyaan si kecil, terutama yang mengenai masalah seks, memang merupakan masalah yang pelik dan tidak mudah dalam menjawabnya. Namun, ada baiknya orangtua tetap berusaha menjawab pertanyaannya secara sederhana dan disesuaikan dengan pemahaman si kecil. "Penjelasan mengenai seks bisa diberikan apabila memang si kecil sudah mulai menanyakannya," papar psikolog dari Universitas Padjajaran ini.

Cara mudah untuk memberi gambaran sederhana atau dapat pula memberikan gambaran selintas mengenai ciri-ciri fisik masing-masing jenis kelamin. Hal ini bisa dikaitkan dengan fakta yang sering dilihat dan ditanyakan oleh anak-anak, misalnya "Mengapa Dik Koko pipisnya kok berdiri dan aku harus duduk?" Orangtua dapat memberikan jawaban dengan mengaitkan pada peran alat organ seks pria dan wanita.

Ibu bisa mengatakan, "karena anak laki-laki seperti Dik Koko, alat pipisnya seperti "burung", sehingga ia bisa pipis berdiri. Sedangkan Sonia tidak punya "burung" sehingga pipisnya harus duduk." Memang tidak semua anak kritis menanyakan masalah seks pada orangtuanya karena sifatnya yang sangat individual. "Setiap anak tidak sama sehingga memerlukan peran aktif dari para orangtua. Sikap yang tepat adalah hal yang penting."

Jawab Dengan Jujur
Pertanyaan anak sebaiknya dijawab dengan jawaban yang sesuai dengan kemampuan anak. Bagi anak balita, misalnya, berilah jawaban yang sederhana. Misalnya, jika anak bertanya, "Dari mana saya berasal?" Jawaban yang sederhana adalah, "Dari perut Ibu. Adi pernah lihat perut Tante Lita yang gemuk, kan. Di perutnya itu ada ade." Meski demikian, hindarilah penjelasan yang terlalu detail pada anak karena ia belum tentu bisa memahaminya dengan baik.

Risa tidak sependapat bila orangtua memberikan jawaban yang tidak benar pada si kecil. Sebaiknya, orangtua menjawab pertanyaan si kecil dengan benar karena jawaban tersebut bila terbawa hingga dewasa, akan mengacaukan pemahamannya tentang seks. "Ketika ia tahu selama ini ia dibohongi orangtuanya, akan menjatuhkan penghargaan anak terhadap orangtuanya. Bisa jadi, anak akan kehilangan kepercayaan terhadap orangtuanya."

Di lain pihak, bila memang orangtua memang belum siap memberikan jawaban yang sederhana dan ringkas mengenai masalah ini, Risa menyarankan untuk mengatakannya secara terus terang. "Orangtua bisa mengatakan bahwa pertanyaan yang diajukannya cukup sulit sehingga harus dicari dulu dari buku atau lainnya," papar ibu dua anak ini. "Bila orangtua sudah siap memberikan penjelasan pada si kecil, segeralah lakukan, agar ia tahu bahwa kita menepati janjinya."

Banyak orangtua yang memilih menghindar atau bahkan memarahi anaknya saat ia bertanya mengenai masalah seks. Hal ini pun diakui Risa, "Masih banyak orangtua yang menabukan anak berbicara tentang masalah ini." Padahal pengenalan seks sejak dini, akan sangat membantu anak memahami pengalaman dan pembelajaran yang ia lihat dan rasakan dalam kesehariannya. "Contoh mudahnya adalah dengan menjelaskan tentang gender pada anak."

Bila memang orangtua ingin menjelaskan si kecil tentang proses reproduksi, selain bisa menjelaskannya melalui gambaran yang sederhana. Mengajaknya melihat berbagai gejala yang ada di sekeliling lingkungan terdekat bisa menjadi salah satu alternatif, misalnya mengamati bunga-bunga yang ada di taman, mengamati kucing kesayangan yang sedang hamil, pergi ke rumah bersalin untuk mengamati bayi-bayi yang baru saja lahir, dan lainnya.

"Sikap yang terbuka dan penjelasannya yang sederhana dan jelas merupakan sikap orangtua yang mampu mengenyangkan keingintahuan anak dengan tepat." Sikap ini, lanjut Risa sangat penting dan membutuhkan peran aktif dari orangtua, sehingga si kecil akan merasa puas atas jawaban yang diberikan dan bukan bertambah bingung atau takut bertanya lebih lanjut.

Pertanyaan "Seram" Si Kecil

Tak disangka-sangka, si kecil melontarkan pertanyaan "seram" seputar seks. Menurut Risatianti Kolopaking, S.Psi., pertanyaan-pertanyaan ini harus di jawab dengan jujur, sederhana, dan sesingkat mungkin pada si kecil. Berikut ini beberapa contoh yang bisa Anda gunakan:

Kenapa Ando punya burung, Nadya tidak?
Menjawabnya: Ando laki-laki, Nadya perempuan. Anak laki-laki punya "burung", anak perempuan punya "si neng". Nadya punya "si neng", kan? Ibu juga punya, Tante Riri juga. Karena kita semua perempuan.


Kenapa "nenen" Ibu besar?
Menjawabnya: Karena Ibu perempuan yang sudah besar. Kalau adik sudah besar, "nenen" adik juga besar.

Kenapa "nenen" ayah kecil?
Menjawabnya: "Nenen" ayah kecil karena ayah laki-laki. "Nenen" laki-laki, meski sudah besar seperti ayah, tetap kecil.

Dari mana datangnya adik bayi?
Menjawabnya: Dari dalam perut Ibu.

Kok, di perut Ibu ada adik bayi?
Menjawabnya: Dikasih Tuhan.

Di perut Anti bisa ada dedek juga, Bu?
Menjawabnya: Bisa, karena Anti perempuan. Tapi perut Anti baru ada dedeknya kalau Anti sudah setinggi Ibu.

(Rahmi/Berbagai sumber)
Sumber: Tabloid Ibu & Anak

1 comments:

Anonim mengatakan...

ibu risatianti itu dosen saya :)

Posting Komentar

Bila tak pegal di tangan
silahkan tulis sebuah komentar!
Yang Bisa Membuat Blog ini Lebih Bagus Ya :)
harap maklum masih newbie

Dan jika ada yang mau memaki-maki saya harap dengan sopan dan santun?