Adsense Indonesia

Andai Bayiku Sejenius Einstein...

0

Andai Bayiku Sejenius Einstein...
MOTHER & BABY

Tabloid Ibu & Anak - Topik 'mencetak bayi jenius' selalu menjadi perdebatan menarik. Antara yang pro dan kontra, antara yang percaya dan tidak. Setiap orangtua dipersilakan menentukan sikapnya masing-masing.

David Henry Feldman, psikolog perkembangan dari Tufts University, Amerika Serikat, mengatakan bahwa stimulasi khusus - sekalipun canggih dan mahal - tak bakal menghasilkan perbedaan apa-apa buat bayi. Sebaliknya, Glenn Doman yakin, setiap anak lahir dengan potensi kecerdasan yang lebih besar dibanding kecerdasan yang pernah digunakan seniman legendaris Leonardo da Vinci.
Namun perdebatan soal kecerdasan bayi belum usai.

Sifat Dasar versus Pengasuhan


Penelitian tahun '80-an mengaitkan genetika terhadap perilaku, bahkan menyatakan bahwa orangtua ber-IQ tinggi kemungkinan bakal melahirkan anak-anak ber-IQ tinggi pula. Intinya, IQ adalah sifat dasar (nature) yang diwariskan lewat gen. Belakangan, lewat adu argumen ilmiah, pandangan itu mulai bergeser. Pengasuhan (nurture) mulai diakui sebagai penentu kecerdasan. "Sifat dasar dan pengasuhan saling terkait, seperti penari dan lantai dansa yang terlibat dalam tarian waltz yang tak pernah usai. Tarian itulah yang menentukan hampir semua karakteristik anak yang paling mendasar, termasuk kecerdasan..." kata artikel dalam sebuah majalah parenting terkemuka di AS waktu itu.

Selanjutnya, dengan bantuan alat yang mampu memonitor gerakan otak, para ilmuwan menemukan bahwa pembentukan saraf-saraf otak merupakan 'kerja yang belum usai'. Saraf-saraf otak belumlah lengkap saat lahir, melainkan terus berkembang selama masa kanak-kanak, sebagai respons atas pelukan, obrolan, nyanyian, mainan dan bentuk-bentuk stimulasi lain yang diberikan orangtua. Ini menjelaskan bahwa setiap interaksi orangtua terhadap bayi dapat berkontribusi pada perkembangan otak bayi, apa pun kode genetik dalam tubuh bayi.

Ngobrol, Yuk, Ngobrol!

Upaya untuk menjadikan bayi cerdas pun tak pernah berhenti. Ada kelompok yang beranggapan, bahwa upaya paling cerdas yang dapat dilakukan orangtua untuk bayinya hanyalah ngobrol dengan si kecil sesering mungkin. Menurut kelompok ini, berbicara adalah upaya murah, namun jauh lebih berharga ketimbang pengasuhan yang full sarana belajar dan bermain yang mahal.

Mereka meyakini, dalam 12 bulan pertama kehidupan bayi, perkembangan fondasi otak - yang memungkinkan manusia jadi kreatif, perseptif, mampu mencipta alasan, memproses dan memahami informasi - berlangsung. Pada periode ini, ibu-ibu di seluruh dunia secara alamiah telah mempraktikkan teknik bicara yang sedemikian rupa, yakni berhenti di antara kata-kata. Ini membuat bayi bisa berkonsentrasi pada bunyi-bunyi bahasa.

Pada perode ini, setiap kata ibarat makanan untuk pikiran bayi. Setiap kalimat yang kita ucapkan adalah makanan bergizi untuk otaknya. Otak bayi akan tumbuh dengan kata-kata. Dengan kata lain, untuk mencerdaskan bayi, mengobrollah! Bicaralah kapan saja tanpa dibatasi waktu khusus. Sambil mengganti popok, atau sambil melakukan pekerjaan sehari-hari.

Bermain dan Belajar

Bermain juga dikenal sebagai kesempatan yang sangat baik untuk belajar. Bermain membantu memfasilitasi perubahan fungsi-fungsi motor, sensor integratif, kognitif, emosional dan sosial anak. Menurut Dr. Richard C. Woolfson dalam bukunya An A-Z of Child Development, bermain dan belajar saling terkait dalam tiga hal.
Pertama, belajar terjadi secara langsung melalui bermain. Misalnya, dalam permainan yang bersifat menyelidik atau menjelajah, anak sengaja memanipulasi mainan untuk menemukan kualitas mainan tersebut. Tipe bermain seperti ini memungkinkan anak menyelidiki dan belajar tentang dunia di sekitarnya.

Kedua, belajar terjadi 'sambil lalu' lewat bermain. Misalnya, bayi usia 6 bulan senang bermain dengan benda apa saja yang diberikan kepadanya. Sambil menyelidiki cara memainkannya, bayi mungkin memasukkan benda itu ke mulut, menggigit, menjilat, membaui, bahkan melemparkannya ke dinding. Perhatian utama bayi tetaplah bermain dengan benda tersebut, tapi kegiatan sambilan tadi telah mengajarkannya soal tekstur, bentuk, berat, ukuran, dsb.

Ketiga, belajar terjadi secara instrumental. Artinya, sambil bermain, anak tiba-tiba dihadapkan pada masalah khusus yang harus dipecahkan sebelum permainan berlanjut. Misalnya, belajar memanjat tepi boks untuk melihat kucing mengeong di kolong boks.

Pengalaman Inderawi

Beberapa peneliti berpandangan, mainan tertentu lebih efektif ketimbang mainan lainnya dalam menstimulasi anak. Birgitta Sohlman, salah seorang pakar yang yang membimbing staf IKEA dalam merancang dan memproduksi mainan, mengatakan bahwa mainan lunak dengan warna-warni kontras akan meningkatkan perkembangan anak.

Mainan produksi IKEA merupakan hasil studi dan penelitian terhadap anak-anak usia 0-7 tahun selama tiga tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh perkembangan dan pembelajaran di masa depan terletak pada tujuh tahun yang penting ini. Oleh sebab itulah, mainan-mainan IKEA didesain untuk mengembangkan ekspresi, keseimbangan, koordinasi, bermain peran, keingintahuan dan logika anak. Inilah yang disebut 'mainan edukatif'.

Meski begitu, mainan edukatif tak harus selalu diperoleh dengan membeli. Banyak pakar perkembangan anak yang merekomendasikan orangtua mencari-cari mainan edukatif yang ada di dalam dan di sekitar rumah saja. Yang penting, orangtua selalu mengingat bahwa setiap anak itu berbeda satu sama lain. Dan, karena paksaan akan membuat kegiatan belajar menjadi pengalaman yang bikin stres, orangtua juga perlu memahami tonggak-tonggak perkembangan anak. Sehingga, mereka bisa mendukung kemajuan alami anak dengan kegiatan yang sesuai dengan usianya.

Bu, Pak, sebagai orangtua Anda berhak menentukan sendiri sikap Anda terhadap program cetak-mencetak bayi jenius. Seperti kata Birgitta, "Orangtua adalah pakar yang sesungguhnya. Anda-lah yang mengetahui anak Anda lebih baik daripada orang lain. Anda juga guru pertama dan terpenting bagi anak Anda." b UN/Terj. TP
Sumber: Tabloid Ibu & Anak

0 comments:

Posting Komentar

Bila tak pegal di tangan
silahkan tulis sebuah komentar!
Yang Bisa Membuat Blog ini Lebih Bagus Ya :)
harap maklum masih newbie

Dan jika ada yang mau memaki-maki saya harap dengan sopan dan santun?