Awas, Tersedak!
MOTHER & BABY
Balita sering sekali tersedak. Salah memberikan makanan bisa menjadi penyebabnya.
Jangan anggap enteng tersedak. Bila tidak ditangani dengan baik, jiwa anak bisa terancam. Di AS saja, setiap tahun sekitar 200 anak di bawah usia 4 tahun meninggal akibat tersedak.
Sebagian besar anak pernah tersedak, khususnya di usia 2-4 tahun. Di usia ini rasa keingintahuan mereka begitu besar. Hampir semua benda mereka masukkan ke mulut. Balita juga belum dapat mengunyah dengan baik, dan saluran pernafasan atasnya masih kecil, sehingga mudah tersumbat oleh makanan atau benda-benda yang nyasar ke situ.
Tersedak, menurut Dr. Thamrin, direktur utama RS Khusus THT-Bedah Proklamasi, Jakarta, adalah masuknya benda asing ke dalam saluran pernafasan (tenggorokan) dan saluran paru-paru (bronkus), sehingga menghalangi keluar masuknya udara. Normalnya bila kita menelan sesuatu, misalnya makanan, jalan udara menuju paru-paru akan tertutup oleh epiglotis alias anak tekak, katup yang menutup pangkal tenggorokan jika ada makanan atau minuman lewat. "Nah, kerja epiglotis ini tidak akan sempurna bila makanan, minuman, atau benda lain masuk bersamaan dengan aktivitas mulut lainnya, misal berbicara, tertawa, atau menangis," ungkap Thamrin.
Tersedak biasanya terjadi bila kita makan sambil berbicara, sehingga makanan atau minuman masuk ke saluran tenggorokan, bukan ke kerongkongan (saluran makanan - Red.). Makanan atau benda lain yang anak telan itu lalu bisa saja nyangkut di laring (pangkal tenggorok), trakea (saluran nafas antara laring dan bronkus), atau masuk ke bronkus (percabangan tenggorok ke paru-paru).
Geraham Belum Tumbuh
Pada anak kecil, tersedak juga kerap disebabkan oleh kurang hati-hatinya orangtua dalam mengawasi anak. "Contoh," kata Thamrin, "kasus tersedak lebih banyak terjadi saat si kecil tengah makan atau bermain sendirian." Di usia ini anak tengah senang-senangnya memasukkan apa saja yang ditemukannya ke dalam telinga, lubang hidung, atau mulut. Jadi ada baiknya orangtua mewaspadai bahaya makanan ataupun mainan yang berbentuk kecil, karena bisa jadi anak tertarik dan memasukkannya ke dalam mulut, yang menyebabkan ia tersedak.
Penyebab lain adalah belum tumbuhnya gigi geraham anak. "Anak batita belum punya gigi geraham yang berfungsi sebagai pengunyah. Akibatnya, bila mereka diberi makanan dalam bentuk butiran keras -semisal kacang-kacangan- sebagian makanan itu tidak terkunyah dengan baik. Bila potongan makanan itu sudah melewati mulut lalu masuk ke dalam rongga tenggorokan, di sinilah potongan itu akan menutupi saluran pernapasan," tutur Thamrin panjang lebar.
Selain makanan, benda yang masuk ke dalam saluran pernapasan anak bisa berupa apa saja. Sifat bendanya pun bermacam-macam. Bisa benda besar atau kecil, licin atau kasar, atau bahkan benda berduri tajam. "Penyumbatan oleh benda-benda itu membuat tubuh anak bereaksi sehingga timbullah gejala tersedak atau pembengkakan, tergantung pada tempat benda itu tersangkut. Tak jarang benda-benda itu tidak dapat dikeluarkan lagi."
Rangsang Batuk Si Kecil
Orangtua sebaiknya bisa mengenali gejala-gejala tersedak. Sebab jika kurang waspada, tersedak bisa membahayakan si kecil. Apabila tiba-tiba si kecil terbatuk terus-menerus hingga mengeluarkan airmata, dan makin lama batuk itu mulai menimbulkan bunyi 'ngik-ngik-ngik' seperti orang sesak napas, bisa jadi ia tengah tersedak.
"Bila anak masih bisa terbatuk-batuk, biarkan dulu sejenak," lanjut Thamrin. Menurutnya batuk merupakan usaha alami anak dalam mengeluarkan sumbatan yang membuatnya tersedak, dan ada kemungkinan benda atau makanan yang menyumbat itu bisa keluar dengan sendirinya. Bahkan bila diperlukan, orangtua bisa memberi rangsangan agar si kecil terus terbatuk hingga sumbatannya keluar.
Gejala tersedak juga sangat tergantung pada tempat di mana 'benda asing' itu tersangkut, selain juga besar dan sifat benda itu. Benda yang nyangkut di laring, bisa jadi akan menyumbat sebagian atau seluruh laring. Bila ini terjadi, si kecil tentu tak akan bisa bernapas. Kalau kondisinya seperti ini, Thamrin menyarankan agar jangan membiarkan batuk anak sampai lebih dari 3 menit. Sebab ini bisa menimbulkan terhentinya napas anak, yang mengakibatkan kehilangan nyawa si kecil.
Pahami Cara Memberi Makan
Selain menghindarkan berbagai benda berukuran kecil di sekitar anak, risiko tersedak juga dapat dicegah jika orangtua memahami cara pemberian makanan yang sesuai dengan fisiologi (kondisi fisik) anak. Misal, kondisi fisik saluran udara pernapasan anak akan berbeda manakala ia sedang menangis dan diam. Karenanya, jangan sekali-kali memberi minum atau makanan bila si kecil sedang menangis.
Orangtua juga jangan memberi makanan berupa butiran jagung saat anaknya sedang tertawa atau tidur-tiduran. Begitu juga minum susu sambil bermain-main seperti ingin meludah. Semua tingkah laku anak yang mengundang bahaya tersedak, seperti menggigit-gigit wortel mentah, apel, atau buah-buahan keras, memunguti benda-benda kecil dan memasukkannya ke dalam mulut, juga perlu diwaspadai.
Kepekaan orangtua, khususnya para ibu dalam menentukan 'benda-benda berbahaya', bagi si kecil memang sangat penting. Seringkali, orangtua memberikan bermacam benda menarik sebagai mainan untuk si kecil. Kadangkala, ungkap Thamrin, tanpa memperhitungkan risikonya, orangtua memberikan dengan sengaja makanan yang mempunyai bentuk, warna, tekstur, rasa, dan aroma yang menarik, namun bisa berbahaya bagi si kecil. Sehingga si kecil tertarik untuk memasukkannya ke dalam mulut dan menelannya. "Karena itu jangan heran bila benda-benda yang ditemukan tersangkut di saluran napas anak juga termasuk kulit melinjo yang merah menyala, kacang-kacangan, biji salak, begitu juga peluit, kancing baju, dan benda-benda kecil lainnya yang aneh-aneh!"
Mencegah Bahaya Tersedak
Temani bayi kapanpun ia sedang makan atau minum. Tapi jangan ajak bicara ketika ia akan makan atau minum
Pastikan bayi dalam posisi tegak ketika ia diberi makan makanan padat
Jangan memaksakan makan jika bayi sedang menangis atau menolak
Hindari memberi makanan yang sulit dikunyah anak. Hancurkan atau giling dulu sehingga cukup lunak untuk digigit atau dikunyah. Roti sebaiknya dipotong dulu menjadi bagian kecil. Biskuit dipecahkan dulu hingga halus, atau siramkan susu atau air hangat agar jadi bubur halus. Keju ada baiknya diparut atau dilumerkan terlebih dahulu sebelum disajikan.
Karena anak kecil lebih mungkin menelan tanpa mengunyah, jangan berikan selai kacang, popcorn, wortel mentah, kacang-kacangan, anggur, jagung, permen keras, polong-polongan mentah, atau hotdog (bahkan yang berukuran kecil), kecuali sudah berusia 3 tahun
Jangan beri anak di bawah 1 tahun mainan yang punya bagian-bagian yang berukuran kurang dari 4 cm tebalnya dan 6 cm panjangnya.
Singkirkan kancing, koin, peniti, jarum pentul, balon, kelereng, kulit melinjo, biji salak, dan kerikil. Pastikan mobil-mobilan mainan anak tak bisa dimasukkan ke mulut.
Jangan biarkan bayi bermain-main dengan wadah talek. Isinya bisa berhamburan dan ditelan.
Gejala-gejala Tersedak
Batuk lemah
Memegangi tenggorokan
Napas terengah-engah
Bibir menjadi biru
Pembuluh darah leher dan wajah menonjol
Pingsan
Langkah Menangani Tersedak
Bayi
Langkah 1: Cari tahu penyebabnya.
Jika bayi tiba-tiba tak bisa menangis atau batuk, mungkin ada sesuatu yang menyumbat saluran nafasnya. Bantu ia untuk mengeluarkannya. Ia mungkin mengeluarkan suara-suara aneh atau tak bersuara sama sekali meski mulutnya terbuka. Bibirnya membiru. Jika ia bisa batuk atau cegukan, artinya saluran nafasnya hanya separuh tersumbat. Untuk kasus ini, biarkan ia meneruskan batuknya. Ini cara paling efektif mengeluarkan benda penyebab tersedak. (Jika anda curiga tersedak itu akibat reaksi alergi yang menyebabkan tenggorokan tersumbat, segera panggil ambulans. Anda tak bisa menanganinya sendiri).
Langkah 2: Beri pukulan di punggung dan sentakan di dada
Duduk di kursi, taruh bayi di pangkuan dengan posisi bayi telungkup dan kepalanya menjauhi badan kita. Salah satu tangannya ditindih perutnya sendiri. Sangga wajah dan lehernya dengan tangan kiri kita. Gunakan pangkal telapak tangan kanan kita untuk memukul tengah punggungnya dengan kuat namun lembut 5 kali. Balikkan badan bayi, sangga belakang kepalanya dengan tangan kiri kita. Cari bagian sternum-nya, dengan cara menarik garis antara dua putingnya, cari titik tengahnya, turun sepanjang satu jari, lalu tekan titik tersebut 5 kali dengan dua jari. Hentikan jika bayi mulai batuk, dan biarkan ia mengeluarkan sendiri benda yang menyumbat saluran nafasnya.
Kalau bayi belum batuk, terus lakukan dua langkah ini. Jika benda yang menyumbat itu sudah keluar tapi bayi belum juga bernafas, cek denyut nadinya, mulai lakukan pernafasan buatan atau resusitasi. Minta seseorang memanggil ambulans segera.
Balita
Langkah 1: Sama dengan penanganan untuk bayi.
Langkah 2: Lakukan Manuver Heimlich. Jika si kecil sadar namun tak bisa batuk, bicara, atau bernafas, peluk anak dari belakang, pegang pergelangan tangan kita dengan tangan satunya, tempelkan di perut anak, persis di atas pusar. Sentakkan secara cepat perut anak dengan arah agak ke dada beberapa kali. Lakukan sampai anak mulai bernafas atau batuk.
Jika anak tak batuk juga, agak dongakkan kepala anak dan buka mulutnya, tekan lidahnya dengan ibu jari kita, lalu lihat ke pangkal tenggorokannya. Jika benda yang menyumbat terlihat, gunakan jari kita untuk mengoreknya. Namun jangan lakukan ini kalau bendanya tidak terlihat, karena akan membuat benda itu makin dalam. Lebih baik lakukan Manuver Heimlich lagi.
Jika benda yang menyumbat itu sudah keluar namun bayi belum juga bernafas, cek denyut nadinya, mulai lakukan pernafasan buatan atau resusitasi. Minta seseorang memanggil ambulans segera.TG
Sumber: Tabloid Ibu & Anak
0 comments:
Posting Komentar
Bila tak pegal di tangan
silahkan tulis sebuah komentar!
Yang Bisa Membuat Blog ini Lebih Bagus Ya :)
harap maklum masih newbie
Dan jika ada yang mau memaki-maki saya harap dengan sopan dan santun?